Menyentuh Hati, Ini Kondisi Aksi Damai 411 yang Tak Tersorot Kamera

Muslimahdaily - Ukhuwah Islam yang terbentuk sekaligus kegembiraan bertemu saudara seiman, menjadi potret para demonstran di aksi damai 4 November kemarin, atau yang dikenal dengan Aksi 411. Jangan berpikir mereka disulut emosi, karena ratusan ribu massa itu merasa bahagia dapat berjuang bersama membela Al Qur’an. Setidaknya sampai waktu Maghrib tiba.

Pemandangan solidnya muslimin dalam hal tim medis, tim dapur dan pembagian makan gratis hingga tim kebersihan dengan sapu lidi, sudah banyak tersorot media. Tentu pemandangan ini sangat unik karena tak pernah terjadi dalam aksi demonstrasi pada umumnya. Namun lebih dari itu, ada hal lain yang muncul dari hati mereka para pelaku aksi. Mereka bahagia dapat berjuang bersama.

Salah satu pelaku aksi, Finny, mengaku bahagia dapat turut berjuang membela ayat suci. Di luar bayangannya, aksi yang biasanya rusuh justru dirasakannya layaknya piknik. “Iya benar ini aksi damai dan simpatik itu yang aku rasain dari pagi sampai sore. Aku malah ngerasa kaya piknik ketemu saudara semuslim, satu pemahaman, makanan melimpah dibagi-bagikan, orang-orangnya ramah. Jadi gimana ya ketemu saudara semuslim gitu senang banget, ngerasain ghirah yang sama buat membela agama Allah, ya nggak henti-henti deh berucap subhanallah,” ujarnya tertawa.

Finny yang merupakan seorang jurnalis salah satu televisi swasta tersebut juga menggambarkan betapa tertibnya para demonstran yang menyuarakan agama Allah. Tak hanya itu, jumlah mereka pun terus saja bertambah. “Untuk kondisi sama sekali nggak ada yang mengkhawatirkan, malah aku merasa kaya di makkah, tawaf orang datang lagi dateng lagi Subhanallah, dan aku yakin aksi demo yang sesungguhnya itu yang damai yang sampai Maghrib/Isya, selebihnya sudah ditunggangin provokator makanya jadi rusuh, sedih banget,” lanjut Finny.

Aksi yang berlangsung damai tersebut memang berubah menjadi suara tembakan gas air mata selepas Maghrib. Hal ini pula disayangkan oleh banyak demonstran. Mereka mengaku tak melakukan perlawanan kepada para polisi. Namun saat meminta dihentikan tembakan gas air mata, pihak aparat tak peduli. Bahkan ketika kapolri menyerukan untuk tidak menembak, aparat terdepan terus saja menyemprot air dan menembakkan gas air mata hingga jatuh banyak korban luka.

Kejadian tersebut dikabarkan Salim A. Fillah yang memposting laporan wartawan JITU yang terdiri dari Rizki L, M Pizzaro dan Daus. Dalam laporan tersebut disebutkan kronologis aksi yang sebelumnya hanya duduk-duduk santai menjadi berantakan karena menghindari gas air mata.

“’Jangan tembak kami, jangan tembak kami,’ kata massa dengan tenang. Namun, suara-suara minor itu terkalahkan dengan suara menggelegar yang memenuhi awan. Korban gas air mata banyak terjadi di pihak massa Aksi Bela Al-Quran,” kutip laporan tersebut.

Kondisi yang memanas berlangsung hingga pukul 21.00. Massa menarik diri kembali ke Istiqlal dan sebagian lagi ke gedung MPR-DPR di Senayan. Lewat tengah malam, mereka para demonstran masih menyuarakan tuntutan kepada para anggota dewan.

Dikabarkan oleh KB PII Kota Bandung PJMI, Helmi Al Djufri, lewat tengah malam, pihak DPR menerima perwakilan massa yang terdiri dari Habib M Rizieq Syihab, Ust. Bachtiar Natsir, KH. Mishbahun Anom, KH. Zaitun, Ust. Munarman, dan tiga ulama lain.

Sementara para demonstran menunggu di luar gedung sembari beristirahat. “Selama rapat berlangsung, kami peserta aksi istirahat, tidur di jalanan depan DPR sampai membludak membanjiri sebagian jalan tol. Kepadatan peserta aksi mulai dari restoran pulau 2 sampai pertigaan fly over menuju Slipi, silahkan diprediksikan saja berapa jumlahnya,” tuturnya.

Hingga pukul 03.30, kedelapan ulama keluar dari gedung bersama para pimpinan DPR/MPR diantaranya Zulkifli Hasan (Ketua MPR), Habib Abu Bakar Al Habsyi (Komisi III), Dasko (Ketua MKD), Muslihin (DPR) dan Hanafi Rais (DPR). Pihak dewan berjanji akan mengawal proses penegakkan hukum Ahok serta memanggil Kapolri atas insiden penembakan gas air mata kepada para demonstran.

“Aksi ditutup dengan sambutan dari Ketua GNPF MUI Ust. Bachtiar Natsir dengan statement inti "bahwa aksi damai kita berlangsung dgn maksimal walaupun kita ditekan, ditembaki, dipukul tapi kita tidak membalas, kita tidak melawan, karena niat awal dan tujuan kita adalah damai dan untuk kemuliaan Islam". Aksi ditutup oleh Korlap Ust. Munarman (panglima) dengan mengatur rute kepulangan peserta aksi. DPR menyiapkan bus untuk semua peserta aksi yang pulang di wilayah Jakarta dan berjanji menyiapkan bus yang akan pulang ke Sumatera dan Pulau Jawa,” tutur Al Djufri.

Add comment

Submit