Muslimahdaily - Presiden Amerika, Donald Trump telah menandatangi keputusan kontoversial tentang melarang masuknya warga dari tujuh negara mayoritas muslim ke Amerika Serikat. Ketujuh negara tersebut adalah Irak, Iran, Libya, Suriah, Sudan, Somalia, dan Yaman. Tak pelak, keputusan tersebut pun berdampak pada warga muslim Amerika sendiri.
Perintah yang telah ditandatangani pada Jumat (28/1) lalu akan menyulitkan para imigran atau pengunjung dari ketujuh negara tersebut. Disebutkan bahwa mulai 90 hari ke depan, pemerintah Amerika Serikat akan membatasi pemberian visa kepada pengujung negara mayoritas muslim tersebut.
Setelah diputuskan, beragam respon diutarakan masyarakat dunia. Bahkan para petinggi dan pajabat dari berbagai negara menyatakan bahwa keputusan Presiden AS tersebut dinilai tidak tepat.
Dilansir dari laman Rakyat Merdeka Online, lembaga internasional PBB meminta Trump untuk terus melindungi para pengungsi tanpa memperdulikan ras, kebangsaan, ataupun agama. Begitu pula dengan International Rescue Committee yang yang menilai bahwa keputusan Trump sebagai sesuatu yang berbahaya karena menyangkut ribuan orang tak bersalah.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau melalui akun Twitternya mengatakan bahwa negaranya akan selalu menerima mereka yang melarikan diri dari penganiayaan, teror, dan perang terlepas dari keyakinan maupun keanekaragaman.
Sama dengan Trudeaun, Kanselir Jerman, Angela Merkal mengatakan tidak tepat jika menempatkan seseorang dari latar belakang atau keyakinan tertentu untuk dicurigai secara umum. Sementara itu, Walikota London, Sadiq Khan menilai bahwa larangan tersebut memalukan dan kejam.
Warga Amerika sendiri telah berbondong-bondong menyatakan sikapnya. Sejak Sabtu (28/01) lalu mereka datang ke berbagai bandara udara dan tempat umum untuk menolak keputusan presiden baru mereka.
Dengan mencantumkan tagar #NoMuslimBan akun Twitter @heyadiana memposting foto keadaan demonstrasi yang berlangsung di Bandara Internasional Los Angeles. Terlihat beberap muslim tengah melangsungkan shalat dengan menggunakan spanduk sebagai alasnya.
Suasana yang tak jauh berbeda juga ditunjukkan pada tempat yang sama. Foto yang diupload oleh akun Instagram @chivexp mempelihatkan seorang muslimah yang tengah shalat. Di tengah aksi menolak keputusan Donald Trump, orang-orang terlihat memberikan ruang bahkan seakan memagari muslimah tersebut.
Dilansir dari laman Time, aksi yang diselenggarakan di Lower Manhattan diukuti oleh masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda. Tak sedikit pun muslim ikut menyuarakan pendapatnya. Yasmeen (22) dan Sara Hassan (15) awalnya makin merasa takut akan berkembangnya Islamophobia setelah terpilihnya Trump sebagai presiden.
“Yang paling menakutkan adalah berapa banyak orang yang berpihak, dan mereka pikir itu dapat diterima,” ucap Yasmeen.
Namun saat Minggu (29/1) di Lower Manhattan, kedua kakak adik ini merasa didukung oleh ribuan orang yang sebagian besar merupakan non-muslim. Mereka membanjiri jalan dengan spanduk protes atas penolakan para imigran dari negara mayoritas muslim.
“Aku kehilangan harapan pada kemanusian hingga kemarin,” ucap Sara Hassan.