Muslimahdaily - Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Di bulan Ramadan lah pahala akan dilipatgandakan dan menjadi bulan yang tepat untuk mulai memperbaiki diri.

Teringat kisah beberapa tahun lalu, kisah seorang nenek yang masih berpuasa di usia senjanya. Dia adalah nenekku. Bernama Hindun, keluarga ku akrab memanggil dengan sebutan “Mak Indu”.

Wanita tua itu memiliki lima orang anak, kini anak-anaknya sudah memiliki kehidupannya masing-masing. Ia tinggal bersama anak keempatnya, bersama menantu pun dengan ketiga cucunya.

Sesekali ia mengunjungi rumah anaknya yang lain, “Supaya gak kangen cucu,” katanya.

Ketika orang lain bisa bercerita tentang nenek-kakek mereka, aku hanya bisa bercerita tentang Mak Indu. Sebab, hanya dia satu-satunya nenek yang sempat membersamaiku, sedangkan kakek dan nenekku yang lain sudah pergi lebih dulu menghadap yang Mahakuasa.

Mak Indu inilah yang juga ikut merawatku dari kecil dan mengizinkanku merawatnya di masa-masa tuanya.

Suatu hari, ia berencana datang ke rumah untuk puasa bersama, termasuk aku. Saat itu papaku sedang tidak di rumah karena ia harus bekerja di luar kota.

Mak Indu berencana datang pagi hari selepas pengajian subuh di dekat rumahnya. Hingga pukul 10 pagi aku menunggu kedatangannya, tapi tak kunjung ada kabar.

Mamaku khawatir, pikirannya mulai berantakan memikirkan hal-hal aneh yang mungkin saja terjadi pada emak saat itu. Mama menyuruhku untuk mencarinya ke seluruh komplek.

Dengan motor metik berwarna hitam aku mengitari perumahan sambil mencari perempuan tua bertubuh kecil dan sedikit membungkuk itu.

Sambil berdoa, aku memainkan mataku ke seluruh sudut perumahan. Benar saja, nenekku sedang berjalan sendirian dengan pakaian serba putih dan tas hitam yang dikempitnya.

Kemudian kupanggil dia, namun dia tidak menengok. Lalu aku turun dari motor dan mengajaknya untuk ikut bersama motorku. Dengan wajah lugunya ia duduk di belakangku sambil bertanya, “Kamu siapa?”

Begitulah nenekku, usia sudah merenggut ingatan dan sikap dewasanya. Sesekali ia ingat aku, sesekali juga lupa. Bahkan, seringkali ia pernah tersesat ketika hendak mengunjungi rumah anak-anaknya.

Pernah juga tertabrak motor karena penglihatannya sudah mulai berkurang. Itulah mengapa aku sangat memperhatikannya ketika ia datang ke rumah, menemaninya dan mengajaknya berbincang, meski terkadang obrolan kita tidak sejalur.

Saat itu hari mulai terik, namun katanya ia sedang ikut puasa. Tapi yang kuheran, sesampainya di rumah ia mengambil segelas air dari galon.

“Mungkin dia lupa,” kataku dalam hati. Kadang tingkahnya yang kembali ke masa kanak-kanak memang menggelitik hati, tapi kadang itulah yang membuatku iba. Mungkin sebagian kita juga merasakannya.

Beberapa hari ramadan di rumah, Emak selalu membangunkanku sholat tahajud. Pernah suatu ketika aku dibangunkannya pukul 2 pagi, lalu aku melihatnya sholat.

Karena aku masih mengantuk, aku kembali tidur. Lalu, emak kembali membangunkanku pukul 3 pagi. Dengan mata sayup-sayup, lagi-lagi aku melihatnya sedang sholat. Sampai waktu sahur tiba dan aku terbangun, emak masih saja dalam keadaan sholat.

Seusai sholat, aku bertanya, “Mak, sholat apa? Kok ga selesai-selesai?” tanyaku pagi itu.

Lalu dengan lugu ia menjawab, “Selagi bisa ibadah ya beribadahlah sebanyak-banyaknya,” katanya.

Dari sana aku tersadar, usia yang menua tidak menghalanginya untuk terus beribadah, apalagi di bulan Ramadan.

Sebagai anak muda, aku merasa sangat payah. Nenek tua yang fisiknya melemah pun masih mau dan mampu untuk beribadah sebanyak-banyaknya, sedangkan anak muda sepertiku sudah kalah karena rasa malah dan hawa nafsu.

Semenjak emak meninggal pada 2014, aku selalu ingat bulan Ramadan bersamanya. Kini tak ada lagi yang datang tiba-tiba ke rumah lalu minum di siang hari, tidak ada lagi wejangan tentang ibadah, dan tidak ada lagi yang membangunkanku shalat tahajud.

Tapi dari peristiwa itu semua, aku selalu ingat dan mengenang kebaikan-kebaikannya. Aku sangat bersyukur kepada Allah masih memberikan aku kesempatan bertemu emak, walaupun hanya sebentar.

Nurnafisah Aca

Add comment

Submit