Muslimahdaily - Alkisah, Nabi Musa ingin mendapat kabar dari Allah tentang siapakah yang akan menjadi sahabatnya di Surga kelak. Lalu diutuslah Malaikat Jibril dan berkata, “Wahai Musa, jika kau ingin mengetahui siapakah temanmu di surga, maka temuilah seorang tukang daging di pasar.”

Maka Nabi Musa pun bersegera menuju pasar di ujung kota. Beliau kemudian mencari-cari tukang daging yang ada di sana. Bertemulah nabiyullah dengan seorang pemuda yang tengah menjajakan daging. Si pemuda tengah sibuk melayani pembeli. Nabi Musa pun mendapat petunjuk bahwa pemuda itulah yang dimaksud Jibril.

Hingga malam, si pemuda baru menutup lapak dagangannya. Nabi Musa pun mengikutinya pulang.Begitu tiba di depan rumah si pemuda, Nabi Musa pun muncul dan bertanya, “Apakah aku boleh bertamu?”

Si pemuda menjawab dengan sangat ramah dan mengizinkan Nabi Musa bertamu. Ia pun mempersilahkan Nabi Musa masuk ke rumahnya. 

Begitu memasuki rumah, pemuda itu segera memasak makanan. Setelah makanan siap, ia kemudian menurunkan sebuah keranjang yang sangat besar. Ternyata keranjang tersebut berisikan seorang wanita yang telah tua renta. Wanita itu adalah ibu si pemuda.

Si pemuda kemudian mencuci tangan dan kaki ibunda. Selepas itu, disuapi makanan yang dimasaknya itu kepada sang ibu. Dengan lemah lembut dan telaten, si pemuda mengurus ibunya. Setelah merasa kenyang, sang ibu pun memanjatkan sebuah doa untuk putranya yang berbakti.

Pemuda penjual daging itu pun kemudian mengembalikan keranjang ke tempatnya semula agar ibunda bisa tidur dengan nyaman. Barulah kemudian ia mengajak Nabi Musa untuk makan bersama. Nabi Musa yang sedari tadi penasaran dengan tingkah laku si pemuda pun kemudian bertanya, “Siapakah wanita itu?”

Si pemuda menjawab, “Dia adalah ibuku.”

Nabi Musa kembali bertanya, “Bagaimana perlakuanmu kepada ibumu?”

Pemuda itu mengungkapkan aktivitas kesehariannya. Ia mengatakan bahwa setiap hari, ia rutin membersihkan tangan dan kaki ibunda, lalu memasakkan dan menyuapinya makanan. Setiap hari pula, ibunya selalu memanjatkan doa untuknya.

“Ibuku selalu berdoa, ‘Semoga Allah selalu mengampunimu dan memberikanmu sahabat sederajat dengan Nabi Musa di Surga kelak’,” ujar si pemuda.

Mendengarnya, Nabi Musa terenyuh. Beliau ‘Alaihissalam pun berkata, “Wahai pemuda, ketahuilah, Allah telah mengabulkan doa ibumu. Malaikat Jibril menyampaikan berita kepadaku bahwa kau akan menjadi sahabatku di Surga kelak.”

Sang pemuda pun girang bukan main. Ia bahagia dan tak lupa bersyukur kepada Allah Ta’ala. Budi baktinya pada ibunda telah membawanya pada kemuliaan yang sangat tinggi. 

Kisah ini dikutip dari buku “Hadits dan Kisah Teladan untuk Anak Saleh” karya Ariany Syurfah. Dalam versi lain, dikisahkan bahwa sahabat Nabi Musa di surga merupakan seorang pemuda yang setiap hari rutin membersihkan sepasang babi. Babi itu ternyata adalah kedua orangtuanya yang mendapat hukuman dari Allah. Hukuman itu mengubah mereka dari manusia menjadi babi.

Wallahu ta’ala a’lam cerita manakah yang benar. Namun keduanya sama-sama mengisahkan tentang seorang yang mendapat kemuliaan dengan menjadi sahabat Nabi Musa di surga-Nya kelak merupakan seorang yang berbakti pada orangtua.