Muslimahdaily - Ceramah Gus Muwafiq dalam sebuah acara di Purwodadi menjadi viral di media sosial dan menjadi sorotan di kalangan masyarakat. Dalam video tausiahnya yang tersebar di internet, Gus Muwafiq menyebut masa kecil Nabi Muhammad tidak terawat dan rembes (ingusan).
Namun apakah benar bahwa masa kecil Nabi Muhammad tidak terawat? Yuk kita cari tahu kebenarannya.
Kota Makkah pernah diserang oleh pasukan gajah Abrahah yang hampir meluluhlantakan Ka’bah. Namun pasukan Abrahah diusir oleh burung ababil yang membawa api. Sebagai pengingat betapa menakjubkannya pasukan itu diazab, warga Makkah menamai tahun terjadinya momen itu dengan sebutan “tahun gajah”.
Kisah tersebut hanyalah hal kecil jika dibandingkan rencana Allah pada tahun itu. Karena pada saat itu, kisah baru dimulai, yaitu sebuah kisah yang akan melahirkan perlindungan terhadap baitullah dan seluruh umat manusia.
Di tahun gajah yang penuh kenangan, seorang wanita muda bernama Aminah binti Wahb tengah mengandung. Aminah merupakan wanita shalihah yang meyakini agama Ibrahim. Kebahagiaan menunggu kelahiran anak pertama terusik dengan kabar duka, yaitu kabar kematian sang suami, ayah dari janin yang dikandungnya, Abdullah bin Abdul Mutthalib.
Dari kandungannya, Aminah melahirkan seorang bayi mungil yang menggemaskan, tanpa kehadiran sang suami di sampingnya. Hal ini membuat sang bayi berstatus anak yatim sejak dilahirkan. Bayi yang lahir pada hari senin, 12 rabiul Awal Tahun Gajah, diberi nama Muhammad, oleh kakeknya, Abdul Mutthalib yang merupakan pemimpin suku Quraisy.
Meski kehilangan Ayah saat masih dalam kandungan, namun Muhammad memperoleh cinta kasih yang tak terkira dari sang Kakek. Muhammad kecil telah memancarkan aura tak terkira dan keberkahana yang luar biasa. Kemanapun ia pergi, di manapun ia berada, Muhammad selalu membawa keberuntungan.
Tak hanya menerima dari sang kakek, Muhammad juga sangat disayangi oleh Halimah binti Al Harits As Sa'diyyah yang menjadi ibu susunya dan juga suami Halimah Al Harits bin Abdil Uzza. Karena menurut mereka kedatangan Muhammad ke rumah mereka membawa keberkahan yang datang dari Allah.
Saat berusia enam tahun, Nabi Muhammad kehilanganan Ibunda tercinta, Aminah. Aminah meninggal dalam perjalanan ketika membawa Muhammad menemui keluarga almarhum ayahnya di Madinah. Sejak saat itu, ia menjadi yatim piatu. Hak asuh atas Muhammad diambil alih oleh sang Kakek, Abdul Muttahab.
Kebersamaan Muhammad dengan sang Kakek tak berlangsung lama, karena lagi-lagi Muhammad harus kehilangan orang yang dicintainya untuk selama-lamanya.
Kemudian Muhammad diasuh oleh Pamannya, Abu Thalib bin Abdul Mutthalib. Tak ada yang tak menyukai perangai Muhammad kecil. Abu Thalib pula sangat menyayangi kemenakannya bahkan melebihi anaknya sendiri. Abu Thalib mengasuh dan mendidik Nabi Muhammad hingga ia dewasa. Pamannya pula yang mengajarkan Nabi Muhammad untuk berniaga hingga menjadi pedagang sukses. Abu Thalib juga yang menemani Muhammad hingga ia menikah dan membentuk keluarga sendiri bersama Khadijah binti Khuwalid.
Jika dilihat dari kisah di atas, kita bisa melihat bahwa Nabi Muhammad sudah menerima banyak cinta dan kasih sayang bahkan sejak pertama kali Ia melihat dunia. Tak berhenti hanya sampai dia bayi saja, masa kecil Nabi Muhammad juga dikelilingi oleh orang yang menyayangi dan mencintainya, mulai dari Aminah sang Ibu, Abdul Mutthalib, Abu Thalib bin Abdul Mutthalib, Halimah binti Al Harits As Sa'diyyah yang menjadi ibu susunya dan juga suami Halimah Al Harits bin Abdil Uzza, dan juga orang-orang di sekitarnya.