Muslimahdaily - Allah berfirman "Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud (Qs. Saba:10).

Ibnu Abbas dan mujahid, serta ulama tafsir lainnya, ketika menafsirkan firman Allah, "Sesungguhnya yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi."

Mengatakan, makna dari kata "al-asyiy" atau sore adalah akhir siang, sedangkan makna dari kata "isyraaq" atau pagi adalah awal siang.

Suara yang Digemari Setiap Makhluk Allah

Ketika itu Allah menganugerahkan kepada Dawud suara yang sangat indah yang tidak pernah diberikan kepada siapapun sebelumnya, yang mana ketika ia menyenandungkan bacaan kitab suci yang diturunkan kepadanya, maka burung-burung yang berterbangan akan berhenti, untuk menyimak bacaannya dan bertasbih mengiringi tasbih yang diiucapkan oleh Dawud.

Begitu juga halnya dengan gunung, yang selalu menyambut bacaan yang dibaca oleh Nabi Dawud dengan bacan yang sama, lalu bertasbih bersamanya setiap pagi dan petang.

Al-Auzi meriwayatkan, dari Abdullah bin Amir, ia berkata, "Dawud diberikan suara yang indah yang tidak pernah diberikan oleh satu orang pun selain dia, bahkan burung-burung dan hewan buas selalu mengelilinginya hingga rela mati kehausan dan kelaparan, bahkan sungai-sungai pun
berhenti mengalir."

Wahab bin Munabbih mengatakan, "Apabila ada makhluk Allah yang mendengar suaranya, maka mereka akan melompat-lompat seperti gerakan menari. Kemudian apabila ia melantunkan Kitab Suci Zabur dengan suaranya yang indah itu, maka bangsa jin, manusia, burung, hewan melata, atau apapun juga yang mendengarnya akan berhenti bahkan di antara mereka ada yang mati karena kelaparan."

Membaca Kitab dengan Cepat dan Khusyuk

Disamping dianugerahi suara yang indah, Nabi Dawud juga dapat membaca Kitab Suci Zabur dengan cepat, sebagaimana disebutkan pada sebuah riwayat Imam Ahmad, dari Abdurrazzaq, dari Ma'mar, dari Hammam, dari Abu Hurairah, ia berkata,

"Rasulullah bersabda, "Nabi Dawud diberikan kelenturan dalam membaca. Ketika ia mempersiapkan hewan tunggangannya dengan memasangkan pelana di punggungnya, maka sambil memasangkan pelana itu, ia menghabiskan seluruh bacaan kitab suci sebelum pelana itu sempurna terpasang. Ia juga tidak pernah memakan makanan kecuali hasil dari kerja keras tangannya sendiri."

Hadist ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan beberapa sanad.

Ibnu Asakir juga menyebutkan riwayat ini dalam kitab tarikhnya ketika menyebutkan biografi Nabi Dawud, melalui dua sanad yang berbeda, yaitu melalui Ibarahim bin Thaman, dari Musa bin Uqbah, dan melalui Abu Ashim, dari Abu Bakar As-Sabri, dari Shafwan bin Sulaim.

"Bacaan" yang dimaksud pada riwayat-riwayat itu adalah Kitab Zabur, yaitu kitab yang diwahyukan kepada Nabi Dawud dan diturunkan kepadanya. Allah berfirman, "Dan kami telah memberikan kitab Zabur kepada Dawud." (An-Nisaa:163). Ini adalah kitab yang sangat masyhur dan dikenal oleh siapapun.

Hadist lainnya juga mengatakan bahwa kitab Zabur diturunkan pada bulan Ramadhan, dan di dalamnya terdapat hukum-hukum dan petunjuk yang dapat diketahui oleh siapapun yang mau membaca dan mempelajarinya.

Riwayat yang menggunakan bentuk jamak pada kata hewan tunggangan hadist-hadist di atas adalah riwayat yang lebih benar, karena memang Nabi Dawud memiliki tunggangan yang lebih dari satu.

Setiap kali ia memasangkan pelana pada hewan-hewannya itu, ia melantunkan Kitab Suci Zabur, dan kitab suci yang tebal itu telah selesai dibaca sebelum ia menyelesaikan pemasangan pelana. Meskipun cepat, namun Nabi Dawud membacanya dengan lantunan , lagu yakni tajwid, dan juga penuh dengan kekhusyuan.


Sumber: Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir

 

Suha Yumna

Add comment

Submit