Pertemuan Nabi Ibrahim dan Malaikat Maut

Muslimahdaily - Nabi Ibrahim alaihis salam adalah Nabi yang sangat mulia, banyak perangai dan kepatuhannya pada Allah yang patut kita contoh. Bahkan ia rela menyembelih anaknya sendiri demi menaati perintah Allah. Maka pantaslah ia dijuluki sebagai Khalilullah, atau kesayangan Allah.

Pesan ini juga disampaikan langsung oleh Allah melalui malaikat maut yang bertamu ke rumah Nabi Ibrahim.

Ubaid bin Umair meriwatkan, Nabi Ibrahim adalah seseorang yang senang menerima tamu. Bahkan ketika pada suatu hari ia tidak mendapati tamu ke rumahnya, ia memutuskan untuk keluar dari rumah dan mencari tamu yang dapat mengunjunginya. Namun ia tetap tak mendapatkannya.

Setelah pulang, ternyata di rumahnya sudah ada seorang laki-laki yang tegap tengah bertamu, lalu ia bertanya, "Wahai hamba Allah, mengapa kamu memasuki rumahku tanpa seizinku?" tamu itu menjawab, "Aku masuk ke dalam rumah ini seizin tuan (Tuhan) pemiliknya." Lalu Ibrahim bertanya lagi, "Siapakah anda sebenarnya?"

Tamu itu menjawab, "Aku adalah malaikat maut. Aku diutus oleh Tuhanku kepada salah satu hamba-Nya untuk mengabarkan kepadanya bahwa ia dipilih Allah sebagai kesayangan-Nya." Ibrahim pun semakin bingung dan bertanya lagi, "Siapakah hamba yang engkau maksudkan? Demi Allah jika engkau memberitahukan kepadaku siapa orang itu dan ia tinggal jauh dari sini maka aku tetap akan menemuinya, dan aku akan selalu membuntuti kemana pun ia pergi hingga maut memisahkan."

Malaikat maut menjawab, "Hamba itu adalah engkau sendiri orangnya." Ibrahim terkejut seraya bertanya untuk menegaskan kembali, "Benar-benar aku?" Malaikat maut menjawab, "Ya, benar." lalu Ibrahim bertanya lagi, "Apakah alasan Tuhanku hingga membuat aku begitu istimewa seperti itu?" Malaikat menjawab, "Karena kamu pandai memberi dan tak pernah meminta." (HR. Ibnu Abi Hatim).

Pada sejumlah surat dalam Al-Qur'an, Allah juga kerap menyebutkan pujian dan penghormatan untuk Nabi Ibrahim. Dikatakan, bahwa penghormatan untuk Nabi Ibrahim disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak tiga puluh lima kali, dan lima belas di antaranya disebutkan pada surat Al-Baqarah.

Allah berfirman, "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (An-Nisaa:125)

Melalui ayat ini Allah mendorong manusia untuk mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim, karena ia menganut agama yang lurus dan berada di jalan yang benar, ia telah melakukan apapun yang diperintahkan Allah kepadanya, oleh karena itu ia mendapatkan pujian dari Allah melalui firman-firman-Nya, "Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan." Kemudian mengangkat dirinya sebagai makhluk kesayangan-Nya.

Martabat yang sama juga diberikan kepada penutup para Nabi pemimpin para Rasul, Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta imam hadist lainnya, dari sejumlah sahabat di antaranya Jundub Al-Bajalli, Abdullah bin Amru, dan Ibnu Mas'ud, dari Rasulullah beliau pernah bersabda, "Wahai sahabat sekalian, sesungguhnya aku telah dipilih oleh Allah sebagai kekasih-Nya, sama seperti ketika Ibrahim dipilih sebagai kesayangan-Nya."

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadist lain dari kitab shahihnya, dari Sulaiman bin Harb dari Syu'bah, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Said bin Jubair, dari Amru bin Maimu, ia berkata, "Ketika Muadz tiba di negeri Yaman dan mengimami penduduk di sana ketika shalat subuh dengan melantunkan ayat,

"Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." Salah seorang dari mereka berkata, "Sungguh hati ibunda Ibrahim (Siti Hajar) pasti senang mengetahui hal itu!"

Salah satu alasan Allah memilih Nabi Ibrahim sebagai kesayangan-Nya adalah karena rasa takutnya kepada Allah yang sangat luar biasa.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dari ayahnya, dari Mahmud bin Khalid As-Sulami, dari Walid, dari Ishaq bin Yashar, ia berkata, "Ketika Allah memilih Ibrahim sebagai kesayangan-Nya, hati Ibrahim ditanamkan rasa takut kepada Allah yang luar biasa, sampai-sampai degupan jantungnya itu terdengar dari jauh, seperti terdengarnya suara burung yang terbang di atas langit."

Sumber: Kisah Para Nabi Karya Imam Ibnu Katsir

Add comment

Submit