Muslimahdaily - Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang diutus oleh Allah sebagai teladan bagi umatnya. Beliau merupakan manusia dengan akhlak yang mulia, hati yang bersih dan menyampaikan pesan dengan penuh kedamaian juga cinta.

Kasih sayangnya tak hanya pada hamba-hamba yang taaat, tetapi juga kepada orang yang durhaka dan pendosa. Seperti diceritakan dalam sebuah hadist saat beliau melewati kuburan orang-orang yang melakukan dosa besar selama hidupnya.

Suatu hari, Rasulullah melewati dua kuburan yang penghuninya disiksa, kemudian beliau berkata, “Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Adapun salah satunya disiksa karena tidak melindungi diri dari air kencingnya sendiri, sedangkan yang lainnya karena suka mengadu domba.”

Setelah mengetahui hal tersebut, Nabi Muhammad mengambil sebuah pelepah pohon kurma yang masih basah dan mematahkannya menjadi dua bagian, kemudian Rasulullah menancapkan di atas masing-masing kubur satu potong pelepah kurma tersebut.

Melihat hal itu, para sahabat berkata, “Kenapa engkau melakukan hal itu, wahai Rasulullah?”

Rasulullah menjawab, “Semoga keduanya diringankan dari siksanya selama pelepah itu belum kering.” (HR. Bukhari).

Sungguh Rasulullah tergerak hatinya hingga meletakkan pelepah kurma yang masih basah di atas kuburan mereka, berharap semoga Allah meringankan siksa mereka.

Pesan Rasulullah untuk keluarga orang yang meninggal

Rasulullah menganjurkan umatnya untuk memperbanyak doa untuk orang yang sudah meninggal dan mengingatkan tentang beberapa perkara yang bermanfaat bagi almarhum. Diantaranya adalah doa keluarganya untuk dia. Sebagimana disebutkan dalam hadist.

Rasulullah bersabda, “Ketika manusia mati, maka putuslah segala amal perbuatannya, kecuali tigal hal, yaitu amal jariyahnya, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Beliau juga berpesan untuk melunasi hutang-hutang almarhum sebagai bentuk kasih saying dan menjaga hak orang yang memberi hutang. Inilah salah satu bentuk kasih sayang bagi orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal.

Sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut, bahklan Rasulullah akan melunasi hutang mereka adgar mereka mendapat Rahmat di dalam kuburnya.

“Aku adalah orang yang paling berhak atas orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, maka barang siapa di antara orang mukmin yang meninggal, namun dia meninggalkan hutang, maka aku akan melunasinya. Dan barang siapa yang meninggalkan harta, maka itu menjadi warisannya (untuk ahli warisnya).” (HR. Bukhari).

Dengan begitu, Rasulullah berharap orang yang meninggal dunia tersebut diberi rahmat dan keselamatan dari siksa kubur, maka Rasulullah tak hanya mendorong untuk melunasi hutangnya dalam bentuk uang. Tetapi beliau juga ikut melunasi hutangnya berupa menunaikan haji apabila orang tersebut meninggal sebelum menunaikan haji.

Kekhawatiran Rasulullah akan umatnya

Salah satu kekhawatiran Rasulullah pada umatnya adalah apabila mereka lebih mencintai dunia dan saling berlomba-lomba mendapatkan dunia. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist.

Saat itu Rasulullah keluar, lalu mendirikan shalat untuk ahli zuhud sebagaimana beliau menyalati jenazah. Setelah itu, beliau menuju mimbar dan berkhutbah,

“Sesungguhnya aku mendahului kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sesungguhnya aku melihat telagaku sekarang dan aku akan diberi kunci perbendaharaan bumi atau kunci bumi. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tidak takut jika kalian menjadi musyrik sesudahku, namun aku takut kalian saling berlomba-lomba karenanya (dalam urusan dunia).
(HR. Muslim).

Hadist tersebut merupakan salah satu peringatana bagi kita untuk tidak menjadi budak dunia dan selalu mengingat kematia. Karena sesungguhnya kehidupan yang abadi hanyalah kehidupan di akhirat.

Wallahu a’lam.

Sumber: Buku Kisah Inspiratif Teladan Rasul – Miftahul Asror Malik.

 

Suha Yumna

Add comment

Submit