Muslimahdaily - Nabi Idris Alaihissalam, mungkin kita telah sering mendengar namanya, terurama jika diminta untuk menyebutkan 25 nama nabi. Beliau akan masuk ke dalamnya. Namun, ternyata tak banyak riwayat yang menceritakan kisah tentang Nabi Idris ini. Tetapi Allah telah menulilskan namanya di dalam Al-Quran pada surat dan ayat berikut.
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Quran). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57).
Beliau telah mendapat pujian dari Allah dalam ayat tersebut. Dikatakan bahwa Nabi Idris adalah seorang nabi yang mencintai kebenaran. Ia dipercaya juga memiliki nama Henokh dan menurut sejumlah ahli nasib, ia masih masuk dalam silsilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ia juga merupakan manusia pertama yang diberikan tanggung jawab kenabian setelah Nabi Adam dan Seth.
Mengenai firman Allah berikut, "Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang lebih tinggi." Kemungkinan besar maksud tempat dalam ayat tersebut adalah seperti yang dijelaskan dalam hadist di Kitab Shahihain mengenai peristiwa Isra Mi'raj. Yaitu dikatakan bahwa pada saat itu Rasulullah bertemu dengan Nabi Idris saat beliau berada di langit keempat (lapisan keempat dari tujuh lapis langit).
Dalam riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Jarir, dari Yunus bin Abdil A'la, dari Ibnu Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari Al-A'masy, dari Syimr bin Athiyah, dari HIlal bin Yasaf, ia berkata, "Aku pernah mendengar Ibnu Abbas bertanya kepada Kaab, 'Apa maksud dari firman Allah, "Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi"?
Kaab menjawab, 'Saat itu Nabi Idris diberikan wahyu oleh Allah, "Sesungguhnya Aku akan mengangkat amalanmu pada setiap hari seperti amalan anak Adam lainnya." Maka Idris pun berkeinginan untuk menambah amalannya sebelum berakhir masa hidupnya. Lalu ia datang kepada salah satu malaikat yang ditugaskan untuk menemaninya di dunia dan berkata,
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku begini, begini, begini, maka dari itu berbicaralah kamu kepada malaikat maut untuk mengakhirkan ajalku agar aku dapat menambah amalanku."
Kemudian malaikat itu menaikkan Nabi Idris ke atas tubuhnya, di antara kedua sayap lalu membawanya ke langit untuk dipertemukan langsung dengan malaikat maut.
Saat berada di langit keempat, ternyata mereka (Nabi Idris dan malaikat) bertemu dengan malaikat maut disana. Kemudian malaikat yang membawa Nabi Idris itu menyampaikan permintaan Nabi Idris. Malaikat maut bertanya, "Dimanakah Nabi Idris Sekarang?" Malaikat itu menjawab, "Dia sekarang berada di atas punggungku."
Malaikat maut berkata, "Sungguh luar biasa. Aku baru saja diperintahkan oleh Allah untuk mencabut naywa Nabi Idris di langit keempat, namun tentu aku bertanya-tanya, mengapa aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di langit keempat sedangkan ia tinggal di muka bumi."
Setelah itu malaikat pun menyabut nyawa Nabi Idris di langit keempat. Demikianlah yang dimaksud firman Allah, "Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi."
Terkait riwayat tersebut, Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid, ia mengatakan bahwa saat diangkat ke langit Nabi Idris tidak dalam keadaan meninggal dunia, sebagaimana ketika diangkatnya Nabi Isa Alaihissalam.
Imam Ibnu Katsir dalam Kitabnya Kisah Para Nabi, mengomentari riwayat tersebut. Apabila maksud dari riwayat ini mengatakan bahwa nabi Idris belum meninggal dunia sampai sekarang, maka hal itu harus diperdebatkan. Tetapi jika yang dimaksud adalah ia diangkat ke atas langit selagi masih hidup kemudian dicabut nyawanya di langit keempat, maka hal itu sama dengan riwayat dari Kaab Al-Ahbar.
Wallahu a'lam.
Sumber: Kitab Kisah Para Nabi - Imam Ibnu Katsir