Muslimahdaily - Salah satu kisah nabi yang populer adalah kisah Nabi Yunus yang sempat berada di dalam perut ikan paus. Ternyata terdapat banyak hikmah dan pelajaran di balik kisah tersebut. Kali ini kita akan mengetahui bagaimana akhirnya Nabi Yunus bisa berada disana dan akhir dari nasib beliau yang telah di takdirkan oleh Allah.
Menurut Ulama Tafsir, saat itu Allah mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Ninawi di wilayah Mosul. Lalu ia mengajak penduduk di sana untuk menyembah Allah, namun mereka mendustakannya dan terlarut dalam kekufuran dan keingkaran mereka. Ketika telah sekian waktu ia berdakwah, maka ia pun pergi dari hadapan mereka dan mengancam dalam tiga hari ke depan akan diturunkan adzab atas penduduk itu.
Saat kaum Nabi Yunus tidak mau diajak untuk menyembah Allah, Nabi Yunus pun pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah. Lalu ia naik ke atas kapal dan berlayar di lautan. Ketika berada di atas laut, gelombang besar datng hingga kapal yang ditumpangi Yunus terguncang hebat. Para penumpang kebingungan dan kapal itu hampir tenggelam karena dihantam ombak besar dan mengalami kebocoran.
Untuk mengurangi beban kapal tersebut, mereka sepakat untuk melakukan undian. Barangsiapa yang namanya keluar dalam pengundian, maka ia harus dilemparkan ke dalam laut. Ternyata keluarlah nama Nabi Yunus. Namun, para penumpang tidak rela jika Nabi Yunus yang harus dilemparkan ke dalam laut.
Mereka pun mengundinya kembali, tetapi nama Yunus yang keluar. Maka Nabi Yunus pun bersiap untuk melepaskan pakaiannya dan terjun ke dalam air laut, para penumpang masih mencoba mencegahnya, mereka masih tidak rela melepaskan Yunus. Undian pun kembali di ulang, nama Nabi Yunus kembali keluar Itulah kehdendak Allah terhadap Yunus, karena setelah itu akan terjadi sesuatu yang luar biasa pada dirinya.
Nabi Yunus akhirnya secara suka rela melemparkan dirinya ke dalam laut. Saat itu pula Allah mengutus seekor ikan paus yang sangat besar, lalu ikan itu menelan Nabi Yunus atas perintah Allah. Allah juga mewahyukan kepada paus itu, "Janganlah kamu memakan dagingnya, dan jangan pula kamu patahkan tulangnya, karena ia bukanlah rezeki kamu untuk dimakan." Maka ikan paus itu pun hanya membawa Nabi Yunus berputar-putar di dalam laut yang luas.
Para ulama mengatakan, ketika Nabi Yunus telah berada di dalam perut ikan paus, ia mengira bahwa ia sudah mati, namun ketika ia menggerakkan anggota tubuhnya ternyata masih bergerak maka ia meyakini bahwa dirinya masih hidup, dan ia pun langsung bersujud kepada Allah. Ia berkata, "Ya Allah, aku bersujud kepadamu di tempat yang tidak pernah dan tidak bisa dijadikan tempat bersujud oleh siapapun, (yakni di dalam perut ikan paus)."
Kejadian itu membuat Nabi Yunus sangat menyesel dan segera berdoa kepada Allah, "laa ilaaha illa anta, subhaanaka, innii kuntu minazhaalimiin."
Menurut Ibnu Hatim dalam kitab tafsirnya, doa Nabi Yunus diterima dan bergema di atas Arsy. Para malaikat pun mengadukannya pada Allah bahwa mereka mendengar suara sayup-sayup dari tempat yang sangat asing.
Allah berfirman, "Itu adalah suara hamba-Ku, Yunus." Para malaikat bertanya lagi, "Apakah itu Yunus seorang hamba yang masih tercatat selalu diterima perbuatan baiknya dan selalu dikabulkan doanya?" Allah menjawab, "Benar sekali." Lalu para malaikat menyampaikan syafaat mereka kepada Allah, "Ya Tuhan kami, bukankah Engkau ridha kepadanya ketika ia mengingatmu pada saat ia dalam keadaan senang, mungkinkah kiranya Engkau memberikan pertolongan baginya pada saat ia dalam keadaan sulit sekarang ini?" Allah menjawab, "Tentu saja."
Kemudian Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk membebaskannya. Ikan paus itu pun melemparkan Yunus ke daratan yang tandus.
"Dan ingatlah kisah Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim." Maka Kami kabulkan doa nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiyaa: 87-88).
Hidayah untuk kaum Nabi Yunus
Sejumlah ulama, di antaranya Ibnu Mas'ud, mujahid, Said bin Jubair, Qatadah dan ulama salah maupun khalaf lainnya mengatakan, setelah Yunus pergi dari hadapan mereka dan menyampaikan ancaman akan diturunkannya adzab atas mereka, ternyata Allah memberikan hidayah ke dalam hati mereka untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah.
Setelah itu mereka menyesali apa yang telah mereka perbuat terhadap Nabi mereka. Kemudian mereka mengenakan baju mantel mereka dan meninggalkan hewan ternak yang mereka miliki untuk berserah diri kepada Allah. Saat itu mereka menyuarakan permohonan ampun dan merendahkan diri di hadapan Allah. Mereka semua menangi, baik kaum wanita maupun pria, baik anak perempuan maupun laki-laki.
Bahkan hewan-hewan ternak, binatang-binatang peliharaan, semuanya meraung dan meronta. Saat itu adalah saat yang luar biasa, Allah membuka mata hati mereka dengan kuasa-Nya, kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya, hingga adzab yang seharusnya diturunkan atas mereka dihentikan saat itu juga.
Sumber: Kitab Kisah Para Nabi - Imam Ibnu Katsir