Muslimahdaily - Dua shahabat Rasulullah yang paling utama, yakni Abu Bakr Ash Shiddiq dan Umar bin Khaththab saling mengungguli satu sama lain. Mereka saling berlomba dalam segala hal yang berkaitan dengan amal saleh. Umar Al Faruq lah yang sangat gigih untuk mengungguli Abu Bakr. Sementara Abu Bakr sering kali menjadi orang kedua setelah Rasulullah. Hasil perlombaan itu masih dapat disaksikan hingga kini, yakni keduanya dimakamkan berdampingan dengan sang kekasih, Muhammad Rasulullah.
Suatu kali perlombaan Abu Bakr dan Umar terjadi saat Rasulullah mempersiapkan bekal perang pasukan muslimin. Kepada para shahabat beliau, Rasulullah pun menganjurkan untuk bersedekah. Dikisahkan dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi, saat itu, Umar tengah memiliki banyak harta. Dengannya, ia pun merasa percaya diri untuk menyaingi Abu Bakr dalam bersedekah. “Hari ini aku akan mendahului Abu Bakr,” Kata Al Faruq.
Umar pun datang menemui Rasulullah dengan membawa separuh dari seluruh harta miliknya. Saking banyaknya harta tersebut, Rasulullah pun khawatir Umar tak meninggalkan harta apapun untuk keluarganya. Beliau bertanya pada Umar, “Tidakkah kau sisakan untuk keluargamu?” Umar lantas menjawab, “Aku telah menyisakan sebanyak (yang kusedekahkan) ini.”
Tak lama kemudian, datanglah Abu Bakr yang juga membawa harta yang sangat banyak. Rasulullah pun mengkhawatirkan hal sama, “Apa kau sudah menyisakan untuk keluargamu?” tanya Rasulullah pada Abu Bakr. Namun ternyata Abu Bakr tak meninggalkan sepeser pun untuk keluarganya. Menjawab pertanyaan Rasulullah, Abu Bakr justru berkata, “Aku telah menyisakan Allah dan Rasulullah bagi mereka.”
Umar pun sangat kaget sekaligus takjub pada Abu Bakr Ash Shiddiq. “Demi Allah, aku tak bisa mengungguli Abu Bakar sedikit pun,” ujarnya. Umar pun menyadari bahwa sangat sulit mengalahkan sang shahabat Rasulullah yang mulia, Abu Bakr Ash Shiddiq. Meski sebetulnya Umar pun memiliki keutamaan pula sebagai shahabat Rasuullah yang utama.
Namun Umar tak pernah menyerah untuk mengungguli dan menyamai keutamaan Abu Bakr. Beliau terus saja berusaha menyaingi amalan Abu Bakr meski Rasulullah telah wafat. Dikisahkan saat era kekhalifahan Abu Bakr, Umar gemar mengawasi aktivitas Abu Bakr. Dengannya, ia dapat melakukan dua kali lipat dari amalan yang dilakukan sang khalifah.
Suatu pagi, Umar mengawasi Abu Bakr yang pergi ke pinggiran kota Madinah selepas shalat Shubuh. Ia mengikuti ke mana Abu Bakr pergi. Ternyata Ash Shiddiq masuk ke dalam sebuah gubuk kecil dan berdiam di sana selama beberapa saat. Namun Umar tak tahu apa yang dilakukan shahabatnya di gubuk itu.
Keesokan harinya, hal yang sama dilakukan Umar. Lagi-lagi Abu Bakr pergi menuju gubuk kecil di pinggiran Kota Madinah. Demikian hari demi hari terus dilakukan Umar dan mendapati Abu Bakr tak pernah absen ke gubuk tersebut. Hingga Umar pun merasa penasaran. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu setelah Abu Bakr pergi.
Ketika masuk ke dalam gubuk, Umar kaget bukan kepalang. Tak ada apapun di dalam gubuk itu kecuali seorang nenek tua yang lumpuh lagi buta. Umar pun segera bertanya pada si nenek, “Apa yang dilakukan laki-laki tadi di sini, Nek?”
Nenek itu pun menjawab, “Demi Allah, aku tak tahu, wahai Anakku. Setiap pagi dia selalu datang, membersihkan rumahku dan menyiapkan makanan untukku. Setelah itu ia pergi tanpa berbicara apapun padaku.” Ternyata sang nenek sama sekali tak mengetahui bahwa pria yang membersihkan rumahnya dan menyiapkan makanan untuknya itu adalah sang khalifah, pemimpin dunia Islam, Abu Bakr Ash Shiddiq.
Begitu mendengar jawaban si nenek, Umar langsung menangis. Ia lemas dan menekuk kedua lututnya. Al Faruq kemudian mengucapkan sebuah kalimat yang terkenal, “Sungguh, engkau telah membuat lelah khalifah sesudahmu wahai Abu Bakar.” Padahal saat itu Umar tak tahu bahwa dirinyalah yang akan menggantikan kekhalifahan Abu Bakr.
Sungguh mulia akhlak dua khalifah pertama muslimin, Abu Bakr dan Umar bin Khaththab rhadiyallahu ‘anhuma. Rasulullah bahkan pernah berkata tentang keduanya, “Di antara umatku, yang paling penyayang di antara sesama adalah Abu Bakr, yang paling tegas dalam menaati perintah Allah adalah Umar...”
Tak heran jika keduanya merupakan shahabat terdekat Rasulullah. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, “Aku sering mendengar Rasulullah mengatakan, ‘Aku datang dengan Abu Bakr dan Umar. Aku keluar dengan Abu Bakr dan Umar. Aku keluar dengan Abu Bakr dan Umar, dan aku pergi dengan Abu Bakr dan Umar.’ Aku memohon kepada Allah agar Dia mengumpulkan engkau (Umar) bersama kedua sahabatmu itu (Rasulullah dan Abu Bakr).”