Muslimahdaily - Dunia tak ubahnya sebagai sarana Allah untuk menguji hamba-Nya. Lewat ujianlah, Allah hendak meninggikan derajat seorang hamba atau justru melaknatnya. Ujian tak selamanya berbentuk musibah, ada pula yang berbentuk kenikmatan duniawi.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfiman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al Baqarah: 155).

Mereka yang diberi kenikmatan hendak diuji oleh Allah, apakah mereka merasa cukup dan bersyukur atau justru kufur? Beberapa kisah terdahulu memperlihatkan bahwasanya Allah menurunkan azab yang pedih bagi mereka yang kufur nikmat.

Berikut beberapa kisah mereka yang diazab karena kufur terhadap nikmat.

1. Qarun, Manusia yang Ditelan Bumi Bersama Hartanya

Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Qarun. ia merupakan sepupu Nabi Musa ‘Alaihissalam. Walau sepupunya seorang Nabi, Qarun tak pernah meresapi dengan benar ajaran Nabi Musa.

Qarun hidup dengan bergelimang harta. Tak ada hari yang ia tidak pernah membanggakan pakaian, kendaraan, dan ajudannya. Padahal kala itu, setiap orang kaya berusaha menyembunyikan harta milik mereka. Namun, Qarun justru memerintahkan ajudan agar menopang kunci-kunci tempat ia menaruh hartanya tentu saja untuk dipertontonkan kepada masyarakat.

Saat dinasehati, Qarun malah berkata, “Sesungguhnya aku diberi harta ini semata-mata karena ilmu yang aku miliki.”

Memang, Qarun mahir membaca Taurat. Namun ia tak benar-benar meresapi dan memaknai kitab tersebut.

Hingga pada suatu hari, ia hendak memerintahkan ajudannya untuk membawa seluruh hartanya untuk dipamerkan ke orang banya. “Ketika kita lewat, aku ingin semua orang terkagum-kagum melihat banyaknya hartaku,” aku Qarun dengan sombong.

Alhasil kesombongannya yang telah melampaui batas membuat Allah menurunkan azab atas dirinya. Qarun ditelan bumi bersama dengan harta-hartanya.

2. Ts’alabah yang Munafik

Ts’alabah adalah salah satu sahabat Rasulullah yang gemar beribadah dan mendirikan shalat malam. Dirinya bahkan dijuliku sebagai merpati masjid karena amalannya tersebut.

Namun sayang, Ts’alabah hidup dalam kemiskinan bersama sang istri. Keduanya bahkan hanya memiliki sehelai kain untuk dijadikan pakaian shalat. Ketika Ts’alabah selesai shalat, maka ia terburu-buru pulang ke rumah agar sang istri dapat bergantian memakai pakaian tersebut.

Suatu ketika, Ts’alabah merasa sudah sangat jenuh dengan kemiskinannya. Ia memaksan Rasulullah untuk mendoakaannya agar diberi sedikit rezeki oleh Allah.

“Wahai Ts’alabah bersyukurlah dengan apa yang engkau miliki saat ini. Sesungguhnya sedikit jasa sesuatu yang bisa engkau syukuri jauh lebih baik daripada yang banyak namun tidak mampu engkau syukur,” ujar Rasulullah saat menolak permintaan Ts’alabah.

Karena Ts’alabah terus menerus memaksa dengan dalih ia akan istiqamah bila diberi sedikit kekayaan. Maka berdoalah Rasulullah kepada Allah. Alhasil, Ts’alabah mendapat seekor kambing yang dirawat dengan sangat tekun. Kambing tersebut berkembang biak hingga menghasilkan ribuan kambing lainnya.

Nyatanya, ketekunan Ts’alabah justru membuatnya jadi jarang beribadah. Ia mulai meninggalkan shalat dan enggan membayar zakat. Ia menganggap zakat hanyalah sebuah alat untuk memeras umat.

Kabar tersebut sampai ke telinga Rasulullah. Ts’alabah yang resah kemudian menemui Rasulullah agar menerima zakatnya. Tentu Rasulullah menolak permintaannya tersebut.

Sayang disayang, Allah telah menetapkan hati yang munafik di hati Ts’alabah karena telah mengingkari janjinya dan selalu berdusta. Akhirnya Ts’alabah meninggal dunia dalam keadaan munafik.

3. Kaum Aad yang Diazab dengan Kekeringan

Nabi Hud ‘Alahissalam merupan Rasul yang diutus Allah untuk mendakwahi kaum ‘Aad. Kaum ini tinggi di pegunungan di Yaman dilimpahi dengan kemakmuran alam. Mereka membuat bangunan-bangunan tinggi dari gunung pasir serta kebun-kebun yang senantiasa berbuah.

Kaum ‘Aad merupakan kaum yang mempelopori adanya berhala. Mereka menamainya Sadd, Samud, dan Hera.

Kala itu Nabi Hud mengajak kaum ‘Aad untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala-berhala mereka. Kaum ‘Aad tak lantas menerima ajaran tersebut. Mereka bahkan menentang keras Nabi Hud. Namun Nabi Hud tidak menyerah. Beliau terus menerus mendakwahi kaum ‘Aad agar kembali kepada Allah.

"Wahai Hud! Engkau tidak membawa kepada kami sebarang keterangan yang membuktikan kebenaranmu dan kami tidak akan meninggalkan penyembahan Tuhan-tuhan kami dengan sebab kata-katamu itu! Kami tidak sekali-kali percaya kepadamu!" ujar kaum ‘Aad, mereka bahkan mengatakan Nabi Hud sebagai orang gila.

Karena telah melampaui batas, maka Allah menjatuhkan azab bagi kaum ‘Aad. Allah mencabut kenikmatan makmurnya tanah mereka dan meniupkan angin yang sangat panas. Saking panasnya, bahkan sampai bisa membakar tubuh manusia. Bak angin topan, angin tersebut bertiup selama 8 hari 7 malam lamanya.

Pada akhirnya Allah membinasakan kaum ‘Aad dan menyelamatkan Nabi Hud beserta pengikutnya.

Itu tadi beberapa kisah mengenai orang-orang yang kufur dengan nikmat Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa merasa cukup.

Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit