Muslimahdaily - Surga digambarkan begitu menawan, keindahannya berlipat-lipat dari keindahan yang ada di dunia. Walaupun keindahannya belum mampu terlihat pandangan, namun kisah surga dari seseorang yang mulia, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam sangat menarik insan. Surga berselimut nikmat bagi insan takwa, surga tempat bersemayamnya para bidadari, sugra tempat berjumpanya dnegan Rasulullah dan para sahabat mulia. Masya Allah.
Ainun Mardhiah, seorang bidadari yang memiliki arti mata yang di-ridhai, atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati. Ia adalah bidadari yang memiliki paras jelita di syurga, dan hanya dapat dilihat oleh para syuhada yang telah berjihad melawan hawa nafsunya di dunia dan berperang menjaga agama Allah subhanahu wa ta’ala.
Kisah Ainun Mardhiah pun tertulisa dalam hadits riwayat Tirmidzi. Pada suatu pagi Rasulullah memberikan targib atau pengantar semangat untuk jihad kepada para sahabat yang tatkala itu hendak berperang. Rasulullah pun memberikan semangat dengan mengatakan bahwa “Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga.”
Sungguh, walaupun hanya diucapkan dengan kata, kecantikan Ainun Mardhiah telah membuat hati salah satu seorang sahabat tertarik. Ia penasaran, namun ia malu untuk bertanya pada Rasulullah hingga menyembunyikannya dalam hati. Setelah Rasulullah selesai menyampaikan targib, para sahabat pun disunahkan untuk tidur sebelum berangkat ke medan jihad. Sang pemuda tadi pun turut tertidur bersama para sahabat yang lain.
Bukankah sebuah mimpi itu tak hanya teman dalam tidur? Sang pemuda tertidur pulas, ia pun memulai cerita mimpinya kepada salah satu sahabat. Dalam mimpinya, ia berada di tempat yang teramat indah dan nyaman. Di tempat itu, ia bertemu dengan seorang wanita yang memilki paras cantik, namun ia tak pernah berjumpa dengannya sebelumnya.
Kemudian ia bertanya, “Dimanakah aku?”
Wanita tersebut menjawab, “Ini adalah surga.”
Ia pun teringat dengan targib yang disampaikan Rasulullah, kemudian bertanya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”
Wanita tersebut pun berkata, “Bukan, aku bukan Ainun Mardhiah, Jika kamu ingin bertemu dengan Ainun Mardhiah, maka ia berada di bawah pohon rindang.”
Sang Pemuda pun berjalan menuju pohon yang rindang untuk menemui Ainun Mardhiah. Setibanya di sana, ia bertemu dengan seorang wanita yang parasnnya lebih jelita dari wanita yang ditemui sebelumnya.
Sang pemuda pun bertanya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”
Wanita tersebut pun menjawab, “Bukan, Aku bukan Ainun Mardhiah. Aku adalah penjaga singgasanya. Jika anda ingin bertemu, disanalah singgasananya.”
Setelah bertemu dengan penjaganya. Ia pun mendekati singgasana yang ditunjukkan, lalu tiba pada sebuah mahligai yang indah dan terdapat seorang wanita berpasas jauh lebih jelita dari penjaga tadi.
Ia pun bertanya pertayaan yang sama dengan sebelumnya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”
Sang Wanita pun menjawab, “Bukan, saya adalah penjaga mahligai ini. Jika ingin bertemu dengan Ainun Mardhiah, temui ia di Mahligai itu.”
Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang sangat jelita dari para wanita sebelumnya dan ia sangat pemalu.
Kemudian sang pemuda pun bertanya, “Apakah Anda Ainun Mardhiah?”
Sang Wanita pun menjawab “Ya, benar saya Ainun Mardhiah.” Dengan pencarian yang cukup panjang, pemuda itu pun hendak mendekat, tetapi Ainun Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.”
Sungguh, tiada dusta dari mimpi pemuda itu. Tatkala ia terbangun dari tidurnya, semangat jihad telah menutupi ruang hatinya hingga mengantarkannya menjadi syuhada. Pada saat Rasulullah mendengar mimpi sang pemuda dari kawan yang mendengarnya, Rasulullah pun membenarkan dan berkata, “Sekarang ia bahagia bersama Ainun Mardhiah.”