Muslimahdaily - Namanya Cassie. Gadis muda lulusan akademi keperawatan dengan nilai yang memuaskan. Ia pun bekerja sebagai perawat di rumah bagi para lansia. Cassie berkomitmen untuk menjadi perawat yang baik bagi siapa saja pasiennya. Dan jalan pun dibuka kan oleh Allah.
Suatu hari dia mendapat tugas merawat salah seorang pasien laki-laki berusia 80 tahun asal Inggris. Pria tua itu mengidap penyakit Alzheimer yang parah yang membuatnya tak ingat siapa –siapa, bahkan tak tahu kapan harus makan dan minum. Sudah tugas cassie untuk merawat pak tua tersebut.
Taat pada prosedur, saat pertama kali bertemu pasien itu, dia mendapat catatan menegnai sang pasien yang dari situ diketahui bahwa si pak tua tersebut adalah seorang muallaf. Dari fakta ini, Cassie sebisa mungkin mencari informasi mengenai Islam agar metode perawatannya tak bertentangan dengan keyakinan si pasien. Misalnya dengan membuatkan makanan tanpa daging (maaf) babi dan juga alkohol di dalamnya karena dia tahu hal tersbeut dilarang dalam Islam.
Teman sesama perawat yang lain sering bertanya mengapa dia harus repot repot melakukan semua itu. Namun dia menjalankan komitmen awalnya utnuk menjadi perawat yang baik. ‘Tapi, saya merasa bahwa seseorang yang telah berkomitmen terhadap keyakinannya haruslah dijaga kehormatannya, bahkan disaat Ia tidak dalam posisi untuk mengerti.” ungkap Cassie seperti dikutip dari islamnewsroom.
Setelah beberapa minggu merawat pasiennya, Cassie mulai melihat pasien tersebut melakukan gerakan tertentu yang dilakukannya berulang – ulang dan dalam waktu yang berbeda tiap harinya. Awalnya Cassie mengira gerakan tersebut hanyalah gerakan tak beraturan yang ditiru sang pasien dari orang lain. Namun pak tua ini konsisten melakukan gerakan yang sama di pagi, siang dan malam hari.
Gerakan yang dilakukan pasien itu misalnya mengangkat tangan sambil berdiri, kemudian membungkuk dan kemudia meletakkan kepalanya di lantai. Dia juga mengulangi kalimat-kalimat yang sama dalam bahasa asing yang tak cassie mengerti. Cassie yang saat itu belum masuk Islam tentu saja tidak tahu apa yang sedang dilakukan pak tua tersebut. Padahal dia sedang melakukan shalat 5 waktu.
Namun melihat konsistensi si pak tua, Cassie yakin pasti gerakan tersebut berkaitan dengan agama pasiennya tersebut. Lalu Cassie menggunakan forum Islam online untuk bertanya mengani gerakan yang sering dilakukan pasiennya itu. Dari situ baru dia tahu bahwa yang dilakukan pak tua itu adalah shalat.
Dia mengaku terkejut. Bukan tanpa alasan namun sangat heran bercampur kagum, bagaimana seorang penderita Alzheimer yang telah kehilangan semua ingatannya yang bahkan tidak bisa mengingat anak –anaknya tetapi bisa mengingat untuk melakukan ibadah disertai dengan doa-doa dalam bahasa asing. Hal ini yang kemudian membuat Cassie penasaran dengan Islam dan mulai mencari tahu lebih banyak.
Awalnya hal itu dilakukannya untuk mencari hal terbaik yang bisa dilakukannya dalam perawatan pasiennya itu. Dalam forum yang sama kemudian dia mencoba mendengarkan Al Qur`an beserta terjemahannya dan terus mengulanginya beberapa kali dalam sehari. Dia menyimpan rekaman Al Qur`an tersebut di iPodnya dan selalu mendengarkannya kepada pak tua tadi. Pasiennya yang sudah renta itu pun selalu tersenyum dan menangis, apalagi ketika Cassie membacakan terjemahannya.
Hal- hal tentang Islam dan perawatan yang didapatkannya dari forum diterapkannya kepada pasiennya itu. Dan ketika tugasnya selesai dan dia kembali ke rumah, dia merasa ada sesuatu yang hilang. “Saya merasakan kehilangan rasa damai dan tenang dari pasien saya. Walau ditengah sakit yang ia derita, ia terlihat begitu tenang dan damai. Saya ingin menjadi bagian dari ketenangan itu, dapat merasakan seperti yang ia rasakan.” ungkapnya.
Dari forum internet itu pula cassie mendapatkan daftar beberapa masjid yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Dia kemudian megunjungi salah satu masjid tersebut dan menyaksikan sendiri bagaimana para muslim melakukan shalat dan saat itu entah kenapa dia tak mampu menahan air matanya.
Dia kemudian menghabiskan banyak waktu berada di dalam masjid dan juga forum online islam. Ada banyak pertanyaan yang diutarakannya dan semua pertanyaannya dijawab dengan sangat jelas dan mendalam sehingga tidak ada keraguan untuk menerima Islam dalam hidupnya.
Cassie percaya bahwa Tuhan itu ada, namun tak pernah tahu bagaimana menyembah-Nya. Setelah menyadari bahwa pasien Alzheimer muslim itu memang sengaja dikirimkan kepadanya sebagai bentuk Hidayah Allah kepadanya, maka Cassie mengucap dua kalimat syahadat dengan mantap.
Orang pertama yang diberitahu mengenai agama barunya tersebut adalah sang pasien. Bahkan sebelum dia sempat berkata-kata, si pak tua sudah menangis dan tersenyum padanya. Cassie sangat berhutang banyak kepadanya. Minggu pertamanya sebagai muslim, pasiennya meninggal dunia dengan penuh kedamaian dan ketenangan.
Cassie pun kini telah tiada namun dalam perjalanan hidupnya, dia berhasil meng-islamkan kakaknya. Sungguh kisah yang sangat mengharukan dan menginspirasi, kan?