Muslimahdaily - Banyak orangtua kebingungan dan bertanya-tanya kapan ia harus mulai mengajarkan “Toilet Training” pada anaknya. Karena pada dasarnya tidak semua anak siap pada usia yang sama, jadi penting untuk memperhatikan berbagai macam tanda kesiapan pada anak. Seperti tiba-tiba menghentikan aktivitas selama beberapa detik dan berdiam diri atau ketika anak mulai mencengkram popoknya.

Menurut  Steven Dowshen, MD dalam Kidshealth.org sebagian besar anak mulai menunjukkan tanda-tanda ini antara 18 dan 24 bulan, meskipun beberapa mungkin sudah siap lebih awal atau lebih lambat dari itu. Sedangkan anak laki-laki membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar menggunakan pispot daripada anak perempuan.

Toilet training memang sudah harus diajarkan sejak dini, lalu bagaiman tips ampuh untuk berhasil mengajarkannya? Berikut tips yang dikutip dari kidshealth.org.

1. Persiapan Toilet Training

Gunakan kata-kata untuk mengekspresikan tindakan menggunakan toilet (pipis, poop dan potty). Kemudian minta anak bunda untuk memberi tahu bunda ketika popok basah atau kotor. Identifikasi perilaku buang air besar ataupun kecil. Jangan lupa juga untuk membelikan anak bunda potty chair untuk bisa dipraktikan oleh anak.

2. Jangan memaksa anak untuk duduk di toilet

Buatlah anak nyaman untuk duduk di toilet dengan cara tidak memaksanya, biarkanlah dia duduk di toilet sesuai dengan keinginannya.

3. Berikan contoh kepada anak, bagaimana seharusnya ia duduk di toilet

Tunjukkan pada si kecil bagaimana cara bunda duduk di toilet dan jelaskan apa yang bunda lakukan. Karena anak belajar dengan identifikasi. Bunda juga dapat menyuruh anak duduk di kursi toilet dan melihat saat bunda atau saudara kandungnya sedang menggunakan toilet.

4. Tetapkan rutinitas

Misalnya bunda mungkin ingin mengajarkan toilet training setelah bangun dengan popok kering, atau 45 sampai satu jam setelah minum. Letakanlah anak di potty selama beberapa menit dan beberapa kali dalam sehari, biarkanlah anak bunda bangun jika dia mau.

5. Cobalah untuk peka dengan tanda pooping anak

Anak-anak sering sekali memberi isyarat jelas bahwa mereka perlu pergi ke toilet. Biasanya wajah mereka akan memerah, mereka mungkin juga akan mengeden dan jongkok. Cobalah untuk segera membawanya ke toilet, karena biasanya anak mempunyai waku yang teratur untuk pooping.

6. Pooping setelah makan

Mintalah anak bunda untuk duduk di pispot dalam waktu 15 sampai 30 menit setelah makan. Hal ini sebenarnya juga untuk meltih refleks gastro-colic, yaitu kecenderungan alami tubuh untuk buang air besar setelah makan.

7. Bersihkan popok

Ketika bunda hendak membersihkan poop dari diaper anak dan membuangnya ke toilet, cobalah untuk mengajak si anak untuk melihatnya. Hal ini dilakukan agar anak tahu bahwa kotorannya dia harus dibuang ke toilet.

8. Hindari baju kemeja

Selama melakukan toilet training, cobalah untuk memakaikan baju yang simple pada anak bunda. Karena pada tahap ini anak-anak harus bisa melepaskan pakaiannya sendiri ketika ia merasa harus segera ke toilet. Maka bunda harus mempermudahnya.

9. Rewards untuk keberhasilannya

Berikan hadiah kecil untuk anak ketika ia berhasil untuk melakukan toilet training ini. Mungkin bisa dengan sticker atau waktu membaca dengan bunda. Buatlah grafik untuk melacak keberhasilannya. Hal ini akan membuat anak senang, dan terus melakukannya dengan benar.

10. Buat aturan yang sama

Jika bunda menggunakan babbysitter atau sering menitipkan anak pada kakek dan neneknya, pastikan mereka memiliki aturan yang sama mengenai toilet training ini. Biarkan mereka melihat bagaimana bunda mengatur rutinitas penggunaan toilet anak dan minta mereka untuk mengikutinya. Hal ini diharapkan agar anak konsisten melakukan hal yang sama dimanapun dan kapanpun.

Mengajarkan anak untuk menggunakan potty bukanlah hal yang mudah. Prosesnya bisa memakan waktu sekitar 3 sampai 6 bulan. Selama waktu ini teruslah bersabar dan jangan lupa untuk memuji semua upaya si kecil untuk menggunakan toilet, bahkan ketika tidak ada hasilnya.

Ingatlah bahwa kecelakan seperti ngompol di kasur dan sebagainya, cobalah untuk tidak menghukum anak dan beritahu mereka bahwa itu adalah sebuah kecelakaan dan berikan dukungan bunda.

Suha Yumna

Add comment

Submit