Muslimahdaily - Makkah dan Madinah adalah dua kota suci umat muslim yang menyimpan rahasia dan keistimewaan tersendiri. Namun, tidak semua orang diperbolehkan untuk menginjakkan kaki di tanah suci ini. Inilah potret garis perbatasan yang memisahkan Tanah Haram, suatu perbatasan yang dijaga dengan ketat dan tunduk pada sejumlah syarat yang harus ditaati.
Sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube Alman Mulyana pada tanggal 26 Maret 2019 lalu memberikan gambaran menarik mengenai perbatasan ini. Menurutnya, syarat pertama untuk memasuki tanah Haram adalah menjadi seorang Muslim atau Muslimah. Ini adalah langkah pertama yang harus dipenuhi oleh siapa pun yang ingin merasakan aura suci di dalamnya.
Namun, bahkan di gerbang perbatasan antara tanah Haram di Makkah, terdapat jalur khusus yang ditujukan bagi warga non-Muslim. Alman menjelaskan, "Perbedaan antara tanah Halal dan tanah Haram adalah bahwa untuk memasuki tanah Haram, seseorang harus menjadi seorang Muslim." Bagi warga non-Muslim, ada aturan ketat yang harus diikuti, termasuk larangan melewati plang atau tanda yang telah ditentukan. Selain itu, ada jalur khusus yang melintasi pinggiran kota Makkah untuk mereka yang tidak beragama Islam.
Petunjuk jalan khusus non-muslimĀ ( Foto : Youtube/AlmanMulyana1983 )
Alman dengan tegas menyampaikan, "Karena perbatasan Tanah Haram ini dijaga oleh Malaikat. Maka, dengan cara-Nya sendiri, Allah menjaganya. Itu adalah keagungan dari Tanah Haram." Hal ini menegaskan betapa pentingnya menjaga kekhususan dan kebersihan tempat suci ini.
Sejarah juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perbatasan ini. Alman mengungkapkan bahwa jalur khusus untuk warga non-Muslim sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Ini adalah bagian dari warisan yang berharga yang dijaga dan dihormati oleh generasi-generasi berikutnya.
Saat memasuki perbatasan jalur non-Muslim di Makkah, ada berbagai adab yang harus dijaga. Di antaranya adalah larangan pertumpahan darah, peperangan, membunuh hewan buruan, bahkan mencabut tumbuhan di tempat tersebut. Alman menekankan, "Bahkan rumput saja tidak boleh dicabut sembarangan di tempat perbatasan ini." Semua ini adalah upaya untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan tempat suci ini.
Selain itu, Tanah Haram juga memiliki keistimewaan lainnya. Diketahui bahwa Dajjal, sosok yang dalam tradisi Islam dianggap sebagai fitnah besar, tidak dapat memasuki tanah suci ini. Kesimpulannya adalah bahwa tindakan baik yang kita lakukan di Tanah Haram akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, sebagaimana juga sebaliknya.
Seperti yang dikatakan Alman, "Jadi, kesimpulannya adalah jika di Tanah Haram, jika kita berbuat satu kebaikan, pahala kita akan dilipatgandakan. Begitu juga sebaliknya." Maka, tempat ini adalah tempat yang benar-benar khusus dan bersejarah dalam Islam, yang memancarkan aura suci dan kekhususan yang mempesona.