Muslimahdaily - Bicara mengenai kekaisaran Abbasiyah memang tak ada habisnya. Bukan sekedar hanya menjadi bukti bahwa Islam pernah berjaya, namun juga terdapat ribuan kisah di dalamnya, mulai dari politik hingga seni, semua dapat dijadikan sebuah pelajaran bagi kita.
Di samping itu, tokoh-tokoh ternama Abbasiyah juga turut menulis sejarah bagi paradaban Islam. Dari kaum wanita, ada Khayzuran yang dikenal sebagai wanita yang anggun lagi pandai berpolitik.
Khayzuran binti Atta dilharikan di bagian barat daya Semenanjung Arab pada sekitar pertengahan abad ke-8 atau 100 tahun setelah kematian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Pada rentang tahun 758-765 M, ia diculik oleh para pedagang saat ia masih anak-anak. Khayzuran kemudian dijual di Mekkah kepada pendiri Baghdad, yakni Al Manshur, Khalifah Abbasiyah saat itu.
Al Manshur kemudian memberikan Khayzuran kepada anaknya, Al Mahdi untuk dinikahkan. Dari pernikahannya ini, Khayzuran dikaruniai seorang putri dan dua orang putra, yakni Al Hadi dan Harun Al Rashid. Kedua putranya ini juga seorang Khalifah Abbasiyah.
Kehadiran Khayzuran sebagai seorang istri khalifah terbilang cukup kontroversial. Pasalnya pada masa itu, khalifah diharapkan menikahi sesama anggota aristrokrasi. Sehingga dengan diangkatnya Khayzuran menjadi ratu dianggap sebagai terobosan yang berani.
Tak hanya sampai di situ, kehadiran Khayzuran di dalam tahta kerajaan juga mendapat cibiran dari para wanita kerajaan dan menteri-menteri pada saat itu. Namun, Khayzuran dapat membalas kesombongan mereka dengan cara yang anggun dan ramah.
Sosok Khayzuran digambarkan memiliki tubuh yang ramping dan anggun bagaikan alang-alang. Namanya sendiri, Khayzuran berarti alang-alang dalam bahasa Arab. Ia tak hanya beruntung akan kecantikannya saja, melainkan juga karena kecerdasannya. Khayzuran senantiasa mengutip puisi secara bebas dengan mempelajari hadits dan Al Qur’an, serta perkataan para ulama terkemuka.
Perjalanan Khayzuran dalam politik di Abbasiyah tak semulus kelihatannya. Khayzuran memang menjadi istri yang paling disukai oleh Al Mahdi. Ia hidup makmur dan bahagia selama menjadi permaisuri. Karena inilah juga Khayzuran diberi kepercayaan tinggi dari sang suami. Namun, ada sebuah isu bahwa dirinya tak akur dengan Rita, yakni istri pertama Al Mahdi yang juga putri dari Abu Abbas Abdullah, pendiri kekaisaran Abbasiyah. Apalagi mengingat Rita adalah seorang anggota kerajaan sejak dilahirkan, sangatlah berbeda jauh dengan status Khayzuran sebelum dinikahkan.
Walaupun tidak ada bukti yang kuat mengenai perselisihan di antara keduanya, namun sejumlah sejarawan meyakini adanya bentrok. Hal tersebut dapat dilihat dari putra Khayzuran, Al Hadi dan Harun Al Rasyid yang ditunjuk sebagai khalifah Abbasiyah. Sementara Rita sendiri sebagai istri pertama tidak pernah mengusulkan hal tersebut.
Setelah Al Hadi dijadikan khalifah, pemerintahannya tak bertahan lama. Bisa jadi karena Al Hadi tidak dapat memenuhi ekspektasi Khayzuran. Sementara sang adik dijadikan sebagai khalifah sebuah kerajaan yang memiliki kekuasaan dari Maroko hingga Persia.
Tak banyak sejarah yang merinci pencapaian Khayzuran dalam bidang politik. Walau demikian, terdapat sebuah koin yang dibuat berdasarkan namanya.
Pada saat kematiannya, Khayzuran memiliki pendapatan tahunan mencapai 160 juta dirham. Setengah uang tersebut berasal dari pendapatan negara. Karena hal inilah, Khayzuran dinobatkan sebagai “Muslim terkaya pada zamannya” setelah putranya sendiri, Harun Al Rashid.
Sumber: Muslim Heritage