Menilik Sejarah Masjid Kairouan, Masjid Pertama di Afrika

Muslimahdaily - Memang tak pernah ada habisnya bila kita membicarakan kemegahan dan keindahan suatu masjid. Sebab, lagi-lagi kita dibuat terpukau dengan salah satu masjid yang ada di Afrika. Masjid ini menjadi masjid tertua yang menjadi monumen Islam bersejarah di Afrika Utara.

Masjid Agung Kairouan merupakan masjid pertama di benua Afrika yang dibangun pada 670 Masehi silam. Dilansir dari Atlas Obscura bangunan ini memiliki arsitektur yang mengusung gaya pra-Islam, Romawi, dan Bizantium ini semakin membuat masjid tersebut tampak megah. Bangunan dengan gaya dari berbagai zaman tersebut membuat kita semakin takjub melihatnya.

Masjid Kairouan ini berdiri di Kota Tunisia dan merupakan jantung dari warisan kota. Kota Tunisia sendiri merupakan kota Maghreb yang paling kuno dan suci. Tunisia juga merupakan tempat bersejarah yaitu pertemuan peradaban Arab-Muslim.

Masjid megah ini berada di nexus dari 15 jalan berbeda dan di antara gunung dan lautan. Selain itu, juga dianggap sebagai situs paling suci ke-4 dalam sejarah Islam setelah Mekkah, Madinah, dan Yerusalem.

Aula Shalat (Foto: Dennis Jarvis via atlasobscura )

Masjid Kairouan memiliki luas 10.800 meter persegi atau 115.660 kaki persegi. Di dalam masjid terdapat ruangan shalat, 17 tiang berukir, serta mihrab yang diukir secara halus. Terdapat pula ceruk khusus sebagai petunjuk arah kiblat. Selain itu, juga ada panel marmer dan ubin berkilau berpola bunga serta kolam yang dikenal dengan sebutan Old Cistern (Al-Majal al-Qodim).

Sedangkan di bagian luar masjid, terdapat halaman dengan batu nisan yang dihias. Serta menara tiga lantai yang menjulang sangat tinggi seperti mercusuar di Romawi. Bahkan dengan ketinggian mencapai 104 kaki atau 32 meter, bangunan ini dinobatkan menjadi salah satu bangunan tertinggi di kota.

Masjid ini juga sering disebut Masjid Uqba sebagai bentuk penghormatan kepada pendirinya yaitu Jenderal Uqba Ibnu Nafi. Namun, struktur masjid yang sekarang ini merupakan hasil dari beberapa kali dilakukannya rombakan. Dilansir dari Study 30 tahun setelah pembangunan pertamanya, tempat ibadah ini direkonstruksi dan dilakukan beberapa penambahan. Kemudian dibangun kembali pada tahun 703 oleh Hassan Ibn Numan. Satu-satunya komponen yang masih disimpan adalah mihrab.

Pada abad ke-18 masjid ini dibangun kembali setidaknya dua kali. Kemudian pada ke-9, Pangeran Ziyadat Allah I menghancurkan sebagian struktur dan dibangun kembali dengan bahan-bahan yang lebih kuat seperti batu, kayu, dan batu bata.

Masjid megah ini terletak di antara Rue de la Kasbah dan Rue el Farabi di kota. Menara-menara yang dihiasi oleh cahaya, membuatnya tampak sangat indah saat siang dan malam harinya. Kalian dapat mengunjungi masjid bersejarah dari pukul 8 pagi - 2 sore waktu setempat. Namun, bagi umat non-Muslim dilarang untuk memasuki ruang shalat. Tetapi, masih bisa melihatnya melalui pintu yang dibiarkan terbuka.

Add comment

Submit