Muslimahdaily - Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna, walau demikian ternyata manusia tetap saja gemar berkeluh kesah. Seakan-akan segala nikmat yang Allah beri tak lagi bernilai dan lebih memilih mengaduh.

Allah Subahanahu wa ta'ala berfirman, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS. Al Marij: 19).

Lanjutan ayat di atas menjelaskan bahwasanya manusia cenderung akan berkeluh kesah ketika ditimpa keburukan seperti sakit, miskin serta musibah lain yang ia tidak ridha Allah takdirkan padanya. Sementara bila diberi kebaikan seperti kekayaan, panjang umur dan lainnya, mereka akan bakhil, kikir, dan pelit untuk menginfaqkan hartanya.

Keluh kesah sama halnya dengan tidak merasa puas dengan apa yang Allah takdirkan padanya. Padahal, bisa jadi apa yang dibenci tersebut justru amat baik baginya, sementara yang disukainya justru sangat buruk baginya.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Secara tak sadar, perilaku keluh kesah ini merupakan sikap mengingkari nikmat Allah. Demikian pula Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang berkeluh kesah.

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat megingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34).

Padahal dalam beberapa dalil Allah bahkan mengingatkan hamba-Nya bahwasanya mereka sungguh tak akan mampu menghitung berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah. Niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nahl: 18).

Terlebih lagi keluh kesah tersebut biasanya diutarakan kepada sesama manusia dan bukan kepada Allah. Melansir dari laman NU Online, hal ini seperti yang diutarakan oleh Syekh Ahmad bin Muhammad Abidillah dalam kitab Riyadhu Akhlaqis Shalihin sebagai berikut:

“Barangsiapa suka mengadukan kesulitannya kepada sesama manusia, maka seolah-olah ia mengadukan Tuhannya (kepada mamusia tersebut). Dan barangsiapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya, maka dia menjadi orang yang membenci Allah.”

Berusaha untuk tidak berkeluh kesah pastilah sulit. Apalagi di tengah kondisi pandemik seperti ini. Namun, sebagaimana Allah menciptakan kesulitan, di situ pula Allah menciptakan kemudahan. Jika hati serasa akan berkeluh kesah, ingatlah bahwa kita dapat memilih untuk lebih bersyukur. Demikian Allah memberi ganjaran surga bagi mereka yang senantiasa bersyukur dalam menjalani ujian-ujiannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersada, “Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla berfirman: “Apabila Aku memberi cobaan kepada hamba-Ku dengan melenyapkan kedua perkara yang dia cintai (yakni kedua matanya), kemudian ia bersabar, maka untuknya akan kuberi ganti surga karena kehilangan keduanya.” (HR Al-Bukhari).

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur. Wallahu ‘alam.

Itsna Diah

Add comment

Submit