Muslimahdaily - Setelah 9 bulan lamanya, negara Indonesia menghadapi pandemi virus COVID-19 yang hingga saat ini masih mengancam. Pandemi yang dimulai sejak kasus pertama pada awal Maret 2020 ini, terus menunjukkan peningkatan setiap harinya. Pemerintah sendiri telah melakukan upaya untuk meminimalisir meluasnya wabah virus ini, seperti dengan melakukan pengadaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pemberlakuan lockdown di beberapa wilayah yang dianggap perlu.
Hingga 21 Desember, jumlah kasus positif di Indonesia tercatat sebanyak lebih dari 713 ribu kasus, dengan total korban meninggal tercatat sebanyak 21 ribu orang. Menurut Satuan Tugas (Satgas) Penanganan wabah virus COVID-19, keadaan ini dapat disebabkan karena masyarakat kurang patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah menghimbau masyarakat untuk sebisa mungkin tetap berada di rumah. Walau demikian, dikarenakan beberapa alasan, misalnya keterbatasan ekonomi, beberapa orang masih diharuskan pergi keluar rumah. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada September lalu, dari sebanyak 90.967 responden, sekitar 20 persen diantaranya keluar rumah karena alasan pekerjaan.
Untuk itu, selain menjalankan upaya dari pemerintah, masyarakat sendiri perlu disiplin dalam menerapka protokol kesehatan yang telah dianjurkan di dalam kehidupan sehari – hari. Beberapa protokol kesehatan yang perlu dilakukan oleh masyarakat diantaranya seperti disiplin menggunakan masker, menjaga jarak minimal satu meter, tidak berkerumun, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menghindari menyentuh wajah.
Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan dari pakaian yang kita gunakan. Ini dilakukan agar pakaian yang kita gunakan terbebas dari virus dan kuman. Beberapa orang beranggapan bahwa masalah mencuci pakaian adalah hal yang sepele sehingga akhirnya melewatkan tahapan penting tersebut. Padahal mencuci pakaian juga merupakan kunci penting agar virus atau kuman yang menempel dari luar tidak dapat masuk ke dalam rumah. Terlebih lagi, pakaian yang dari luar tampak bersih sekali pun, dapat ditempeli virus maupun kuman.
Mencuci pakaian sesampainya di rumah juga mengurangi resiko terjangkitnya wabah virus COVID-19 yang saat ini sedang merebak. Pasalnya apabila tidak dicuci, virus dapat bertahan di pakaian selama berhari-hari. Meskipun belum ada penelitian lebih rinci terkait berapa lama virus atau kuman dapat bertahan di pakaian, tetapi dengan mencuci pakaian dapat meningkatkan kebersihan di masa pandemi ini.
Untuk memastikan pakaian kita benar – benar terbebas dari virus maupun kuman pembawa penyakit, kita dapat mencuci pakaian dengan menggunakan deterjen maupun sabun pembersih. Deterjen memiliki berbagai komponen kimia yang dapat memutus rangkaian partikel dari virus maupun mikroba.
Menurut jurnal dari salah satu mahasiswa Universitas Riau, deterjen mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri. Konsentrasi deterjen yang tinggi tidak mampu diuraikan oleh bakteri, sehingga senyawa kimia deterjen dalam air yang bersifat beracun dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan bakteri dan hanya sebagian jenis bakteri yang mampu beradaptasi dalam kondisi ini.
Jika ingin lebih maksimal, kita dapat menggunakan air dengan temperatur tinggi. Air yang menggunakan temperatur yang tinggi dipercaya dapat membunuh kuman dan mikroba. Menurut jurnal yang dirilis oleh situs The New York Times, sebuah studi penelitian telah dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Departemen Pelayanan Kesehatan di Amerika Serikat. Studi yang ditampilkan dalam jurnal Occupational and Environment Medicine pada tahun 2005 itu menunjukkan bagaimana pengaruh suhu air pada bakteri. Dalam studi ini dijelaskan bahwa air dengan temperature yang tinggi dapat membunuh kuman maupun bakteri. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu mencuci pakaian, terlebih di masa pandemi ini.
Penulis:
Cantika Putri Azizah
Mahasiswa LSPR Communication and Business Institute.