Muslimahdaily - Anak – anak pada dasarnya memang energik dan lincah. Bahkan, ada beberapa anak yang cenderung sulit untuk duduk diam. Tetapi, hal ini berbeda dengan anak hiperaktif yang merupakan suatu gangguan perkembangan saraf otaknya.
Anak hiperaktif menunjukkan beberapa ciri – ciri khusus yang kadang – kadang sulit dikenali. Sehingga orang tua menganggap anak mereka baik – baik saja atau normal. Seringkali anak hiperaktif di atas usia 7 tahun atau remaja.
Jadi, untuk memastikan apakah suatu anak itu hiperaktif atau tidak orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter dan cermati beberapa ciri – ciri anak hiperaktif berikut ini.
1. Berfokus pada diri sendiri
Ciri – ciri umum anak hiperaktif adalah tampak seperti memiliki ketidakmampuan dalam mengenali kebutuhan dan keinginan orang lain. Misalnya, anak hiperaktif cenderung sulit diminta untuk mengantri, berbagi atau menunggu giliran mereka. Mereka juga kerap seperti memiliki dunia sendiri atau terlalu asyik dengan dunianya sendiri.
2. Mengganggu
Perilaku yang berfokus pada diri sendiri dapat menyebabkan anak dengan hiperaktif mudah mengganggu orang lain. Misalnya, mereka mudah menyela pembicaraan atau merebut permainan yang bukan miliknya.
3. Kesulitan menunggu giliran
Anak – anak hiperaktif juga kemungkinan mengalami kesulitan dalam menunggu giliran selama kegiatan kelas atau ketika bermain – main dengan anak – anak lain.
4. Gejolak emosional
Ciri – ciri lain anak hiperaktif adalah mengalami kesulitan menjaga dan mengendalikan emosinya. Anak mungkin bisa marah – marah di waktu yang tidak tepat bahkan di tempat umum. Anak yang berusia balita juga cenderung mudah tantrum.
5. Kegelisahan
Anak yang mengalami hiperaktif seringkali tidak bisa duduk diam. Mereka mungkin sering berlari – lari, gelisah, atau menggeliat di kursi ketika dipaksa duduk. Kegelisahan juga menyulitkan anak – anak hiperaktif untuk bermain tenang atau duduk tenang selama kegiatan rekreasi.
6. Tugas yang tidak terselesaikan
Sama seperti anak yang lain, anak hiperaktif juga menunjukkan minat pada banyak hal yang berlainn. Tetapi, mereka mengalami masalah dalam menyelesaikannya. Misalnya, saat mereka memulai tugas atau PR sekolah, mereka segera mudah teralihkan fokus ke hal lain yang lebih menarik sehingga pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik.
7. Kurang fokus
Seorang anak hiperaktif juga mengalami masalah konsentrasi atau kesulitan dalam memperhatikan. Bahkan, ketika seseorang berbicara langsung kepada mereka. Mereka akan mengatakan bahwa mereka mendengar apa yang diungkapkan orang tua, namun sayangnya mereka tidak bisa mengulangi lagi apa yang baru saja dikatakan.
8. Menghindari tugas yang butuh ketelatenan
Kurang fokus dan konsentrasi membuat anak hiperaktif sering menghindari kegiatan yang membutuhkan upaya mental berkelanjutan atau ketelatenan. Misalnya, melakukan pekerjaan rumah atau memperhatikan guru di kelas.
9. Kesulitan mengorganisir
Anak hiperaktif sejak awal mengalami gangguan perkembangan saraf sehingga mereka sulit melacak tugas atau kegiatan. Ini bisa menyebabkan masalah di sekolah. Krena mereka sulit memprioritaskan PR, proyek sekolah dan tugas lainnya.
10. Sering lupa
Anak – anak hiperaktif juga cenderung mengalami kesulitan dalam mengingat kegiatan sehari – hari. Mereka mungkin lupa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Mereka juga sering kehilangan barang – barang karena lupa menaruhnya. Seperti mainan, perlengkapan alat tulis, dll.
Cara Menangani Anak Hiperaktif
Sebenarnya, sangat umum jika anak – anak menunjukkan perilaku gelisah, melamun, atau mengganggu teman. Tetapi, sebaiknya orang tua mulai waspada dan mempertimbangkan penanganan yang tepat pada anak hiperaktif, jika sudah mengarah pada interaksi negatif terhadap teman – teman atau orang lain.
Penanganan hiperaktif yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk menentukan tindakan perawatan yang terbaik.