Muslimahdaily - Gerhana bulan total akan terjadi pada tanggal 26 Mei, yang mana bertepatan dengan perayaan Waisak. Esok hari, seluruh masyarakat di dunia bisa melihat langsung fenomena langka ini tanpa menggunakan alat bantu.

Dikutip dari akun sosial media Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), gerhana bulan total terjadi pada pukul 18.3.10 WIB/ 19.13.30 WITA/ 20.13.30 WIT hari Rabu (26/05) dengan jarak 357.461 km dari bumi. Durasi fase gerhana ini akan berlangsung selama 14 menit 30 detik.

Dilansir dari laman resmi Lapan, gerhana bulan total (GBT) dapat disaksikan langsung secara global termasuk di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan TrinidadTobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis. Sebetulnya terkhusus di Indonesia sendiri, GBT ini dapat terlihat jelas di bagian Timur Indonesia.

Dilansir LAPAN RI, berikut jadwal gerhana bulan total selengkapnya khusus wilayah Indonesia, Rabu (26/05).

· Awal Penumbra (15.46.12 WIB/ 16.46.12 WITA/ 17.46.12 WITA) dapat terlihat di Papua, Kep. Aru

· Awal Sebagian (16.44.37 WIB/ 17.44.37 WITA/ 18.44.37 WIT) dapat terlihat di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kep.Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT

· Awal Total (18.09.29 WIB/ 19.09.29 WITA/ 20.09.29 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, sebagian Riau

· Puncak gerhana (18.18.43 WIB/ 19.18 43 WITA/ 20.18.43 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali: Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara

· Akhir Total (18.27.57 WIB/ 19.27.57 WITA/ 20.27.57 WITA) dapat terlihat di seluruh Indonesia

· Akhir Sebagian (19.52.49 WIB/ 20.52.49 WITA/ 21.52.49 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia

· Akhir Penumbra (20.51.16 WIB/ 21.51.16 WITA/ 22.51.16 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia.

Peristiwa gerhana bulan ini bisa terjadi karena adanya pergerakan bulan yang menuju pada bayangan bumi. Akhirnya, bulan tidak dapat menerima pancaran cahaya matahari akibat terhalang oleh bumi.

Makanya, gerhana bulan diperbolehkan melihatnya langsung tanpa bantuan alat optik. Berbeda dengan gerhana matahari yang cahayanya bisa membahayakan pandangan mata. Namun, untuk melihat gerhana bulan total lebih dekat lagi, dapat menggunakan teropong.

Dikutip dari CNN Indonesia, Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menuturkan bahwa akan menggunakan teropong Vixen Sphinx ED80SF untuk menyaksikan fenomena GBT tersebut. Pengamatan tersebut akan berlokasi di Lereng Anteng Dago Bakery Punclut, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada pukul 15.00-21.00 WIB.

Gerhana bulan total yang akan terjadi ini disebut Super Blood Moon atau Bulan Super Berdarah. Nama tersebut dilatarbelakangi lantaran saat gerhana bulan berlangsung, warna bulan cenderung memerah. Makanya, warna merah ini akhirnya menjadi asal muasal penamaan dari ‘Blood’ tersebut.

Bulan yang berwarna merah akibat adanya pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi. Lalu menariknya, fenomena langka tersebut terjadi berpapasan dengan jarak terdekat antara posisi bulan dan bumi.