Muslimahdaily - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengembangkan layanan kanker di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi terapi proton. Guna mewujudkan pengembangan layanan kanker dalam bidang Onkologi Radiasi, Kemenkes menjalin kemitraan dengan Medipolis Medical Research Institute-Medipolis Proton Therapy and Research Center, Jepang.
Terapi proton, juga dikenal sebagai terapi sinar proton, merupakan jenis pengobatan radiasi yang menggunakan sinar proton untuk secara langsung mengirimkan radiasi ke tumor. Keuntungan dari terapi proton (juga disebut terapi sinar proton) bahwa dokter dapat mengontrol di mana proton melepaskan sebagian besar energi melawan kankernya.
Kesepakatan tersebut dicapai melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), RS Kanker Dharmais, dan Medipolis Medical Research Institute pada Kamis (8/6) di gedung Kemenkes, Jakarta.
''MoU ini bertujuan untuk memberikan struktur umum dan dasar untuk membangun dan mempromosikan penerapan terapi proton untuk penelitian, pengobatan, dan layanan kanker di RS Kanker Dharmais,'' kata Prof. Dante. Di kutip dari laman resmi kemenkes Senin, (12/6/23)
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa pengembangan layanan kanker menggunakan sinar proton akan dilakukan di RS Kanker Dharmais, Jakarta. Tujuan dari MoU ini adalah memberikan landasan yang kuat dan kerangka umum dalam membangun dan mempromosikan penerapan terapi proton untuk penelitian, pengobatan, dan layanan kanker di RS Kanker Dharmais.
Kesepakatan tersebut bertujuan untuk bekerjasama dalam mempercepat kemajuan ilmu kesehatan, teknologi, dan kapasitas pengobatan serta pelayanan kanker melalui penerapan terapi proton. . Terapi proton menggunakan energi partikel yang berbeda dengan terapi radiasi konvensional seperti sinar-X dan sinar gamma. Dalam terapi proton, akselerator digunakan untuk mempercepat partikel hingga mendekati kecepatan cahaya, sehingga memberikan efek yang efektif dalam membunuh sel kanker.
Kotaro Tanaka, Direktur Medis Internasional Medipolis Proton Therapy and Research Center, menyatakan bahwa sinar proton memiliki kemampuan untuk fokus dan membunuh lesi kanker dengan dampak minimal pada jaringan sekitarnya yang sehat. Dengan demikian, terapi proton dapat meminimalkan efek buruk pada jaringan yang tidak terinfeksi.
Terapi proton menggunakan partikel-partikel proton dalam pengobatan radiasi untuk mengobati kanker. Salah satu karakteristik unik dari terapi proton adalah kemampuannya untuk mencapai Bragg Peak.