Muslimahdaily - Dibalik setiap ujian yang menimpa, pasti akan ada pelajaran dan hikmah atau kebaikan berlimpah setelahnya. Mungkin kita sudah sering mendengar kata-kata ini dan pernah mengalaminya. Begitupun seorang nabi yang mulia, Nabi Yusuf Alaihissalam.
Suatu hari ia pernah mengalami ujian dalam hidupnya, difitnah hingga dimasukkan ke dalam penjara oleh raja yang berkuasa. Namun, berkat kesabaran dan ketaatannya kepada Allah, Nabi Yusuf akhirnya dibebaskan dan mendapatkan penghargaan tak terkira dari sang raja, karena telah melakukan tafsir mimpi.
Saa itu, ketika Raja telah membuktikan bahwa Yusuf tidak bersalah dan apapun yang dituduhkan kepadanya itu tidak benar, lalu ia berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.”
Yaitu, Raja Firaun saat itu akan menjadikannya sebagai penasihat istana, pejabat negara dan orang-orang penting dalam pemerintahan.
Setelah berbicara langsung dengan Nabi Yusuf dan mendengarkan penuturannya, maka raja pun mengetahui tentang diri Yusuf yang sebenarnya, lalu ia berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” (QS. Yusuf: 54)
Yaitu Yusuf dipercayakan untuk memegang amanah dan memiliki kedudukan dalam kerajaan.
Mendengar perkataan itu, Yusuf pun menyampaikan permintaannya, “Jadikanlah aku bedaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan.” (QS. Yusuf: 55).
Nabi Yusuf meminta kepada raja Mesir untuk mempercayakannya mengelola perbendaharaan negara yang berkaitan dengan makanan, karena ia telah memahami benar apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan pada dua kali tujuh mendatang.
Terlebih ia juga mendapat bimbingan langsung dari Allah untuk mengantisipasi kondisi masyarakat pada waktu tersebut. Ia juga memberitahukan kepada raja Mesir bahwa dirinya adalah orang yang pandai menjaga sesuatu yang dimilikinya, amanah, serta mengetahui benar tentang pengelolaan cadangan makanan.
Menurut versi Ahli Kitab, disebutkan bahwa Fir’aun sangat menghormati Yusuf. Bahkan Raja Mesir itu menyerahkan seluruh kepemimpinan wilayah Mesir kepadanya, memakaikan cincin kebesaran miliknya, memberikan pakaian yang terbuat dari sutra dan kalung dari emas.
Sang Raja pun mempersilahkan Yusuf untuk menaiki kendaraan keduanya, dan di hadapan banyak orang ia berkata kepada Yusuf, “Engkau adalah seorang tua dan seorang penguasa.” Namun dengan rendah hati, Yusuf berkata, “Aku tidak lebih terhirmat di bandingkan engkau, hanya saja kursiku ini lebih tinggi darimu.”
Setelah diberikan amanah di dalam istana di usianya yang saat itu masih tiga puluh tahun, Yusuf juga dinikahkan dengan seorang wanita terhormat.
Diriwayatkan oleh Ats Tsa’labi, ketika itu tuan Aziz mengundurkan diri dari jabatannya, lalu Raja Mesir menyerahkan jabatan itu kepada Yusuf.
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melipahkan rahma kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala oang yang berbuat baik. Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.” (QS. Yusuf: 56-57).
Sumber: Kisah Para Nabi – Imam Ibnu Katsir