Muslimahdaily - Nabi Yusuf 'Alaihissalam merupakan salah satu nabi yang memiliki kedudukan istimewa dalam tiga agama samawi, yakni Yahudi, Kristen dan Islam. Putra Nabi Ya’qub tersebut diperintahkan berdakwah untuk bangsa kan’an dan Firaun di Mesir. Kisahnya diabadikan dalam Al Qur'an.
Kisah Nabi Yusuf mengajarkan hikmah dan pelajaran berharga sejak kecil. Mulai dari kisah pembuangannya ke sumur oleh saudara-saudaranya yang merasa iri dan cemburu, diselamatkan oleh kafilah dagang, hingga akhirnya menjadi pemimpin hebat di Mesir, Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan mukjizat berupa kemampuan menakwilkan mimpi.
Nabi Yusuf merupakan nabi dan rasul ke-11 yang patut diimani. Allah Ta'ala mengisahkan Nabi Yusuf dalam Alquran melalui Surat Yusuf. Berikut kedudukan istimewa serta jejak Kisah Nabi Yusuf di Mesir dan Paletina.
Sumur
Suatu hari, Yusuf kecil bermimpi dan bercerita tentang mimpinya kepada sang ayah. "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku," kata Yusuf kecil.
Mendengar ucapan tersebut, Nabi Yakub meminta Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaranya. Melalui mimpi itu, Nabi Yakub mengetahui bahwa kelak Yusuf dewasa juga akan diangkat menjadi rasul Allah.
Karunia wajah tampan dan rupawan yang dimiliki Nabi Yusuf menimbulkan rasa iri dalam diri saudara-saudaranya. Rasa iri itu pula yang membuat saudara-saudaranya membuang Nabi Yusuf ke sebuah sumur tanpa sepengetahuan Nabi Yakub. Mereka mengatakan pada sang ayah bahwa Yusuf dimakan serigala.
Sumur yang berada di Nablus, Palestina, ini diyakini sebagai tempat pembuangan Yusuf oleh 11 saudaranya sewaktu keci. Yusuf kecil yang terperangkap di dalam sumur diselamatkan oleh musafir yang lewat. Pasa musafir itu membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya dengan harga murah.
Pemandian Zulaikha
Nabi Yusuf lalu bekerja sebagai pelayan di rumah Al Aziz, orang kaya di Mesir. Dia besar menjadi seorang yang pandai dan berilmu. Allah memberikan Nabi Yusuf keahlian mengartikan mimpi.
Pada suatu hari, Zulaikha, istri majikan tempat Yusuf bekerja, mencoba menggodanya. Zulaikha tertarik pada ketampanan Nabi Yusuf.
Saat Yusuf pergi, Zulaikha menarik baju Yusuf dari belakang. Zulaikha mengadu kepada suaminya dan menyebut bahwa Yusuf menggodanya. Berkat seorang saksi, Yusuf tak jadi dihukum karena tak terbukti menggoda Zulaikha.
Namun, gosip dengan cepat bertebaran di Mesir. Kabar Zulkaikha menggoda pelayan terdengar ke seantero negeri. Zulaikha yang tak senang dengan kabar tersebut mengundang para perempuan itu ke rumahnya.
Dia memberikan pisau beserta jamuan untuk para tamunya. Zulaikha lalu memanggil Yusuf untuk keluar bertemu dengan tamunya. Tak ayal, para tamu pun terpana dengan ketampanan Yusuf dan melukai tangannya sendiri saat memotong jamuan. "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia," kata para perempuan itu tercengang.
Situs yang terletak di Desa Al Azizia, Giza, Mesir ini diyakini sebagai tempat pemandian Zulaikha dan diyakini para perempuan memotong tangan mereka terkait fitnah yang dilontarkan oleh Zulaikha. Seperti diabadikan dalam surah Yusuf ayat 50-51.
Penjara
Namun, Ketampanan Yusuf justru membuatnya harus dihukum. Sang majikan, Al Aziz, menjebloskan Nabi Yusuf ke dalam penjara. Kala itu, Yusuf berhasil mengartikan mimpi bahwa salah seorang pemuda itu akan terbunuh.
Situs yang diyakini sebagai penjara Nabi Yusuf tersebut terletak di Desa Bushir, Giza, Mesir. Tak banyak yang mengetahui nama desa ini hingga ketenaran Imam al-Bushiri yang mengarang Qashidah al-Burudah muncul ke publik.
Setelah bertahun-tahun berada dalam penjara, Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan tujuh tangkai lainnya yang kering.
Namun, tak seorang pun dapat mengartikan mimpi tersebut. Hingga salah seorang pemuda yang selamat teringat pada Yusuf yang pada akhirnya berhasil mengartikan mimpi sang Raja Mesir.
"Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit," kata Yusuf mengartikan mimpi tersebut.
Keberhasilan Yusuf mengartikan mimpi itu membuat Raja Mesir menginginkan Yusuf menjadi salah seorang terdekatnya. Yusuf pun meminta untuk menjadi bendahara, seseorang yang berkedudukan tinggi di Mesir.
Suatu hari, 10 saudara yang membuang Nabi Yusuf datang dari Palestina untuk meminta persediaan makanan ke Mesir. Nabi Yusuf AS langsung mengenali saudara-saudaranya itu. Saat itu Nabi Yusuf berpesan untuk datang kembali sambil membawa Bunyamin, saudaranya yang baik yang saat itu tinggal bersama Nabi Yakub.
Sepuluh saudara itu datang membawa Bunyamin. Kepada Bunyamin, Yusuf memberitahu bahwa dia adalah saudaranya yang dibuang. Yusuf memerintahkan saudaranya untuk membawa bajunya dan mengusapkannya pada wajah ayahnya.
Saat anak-anaknya datang membawa baju tersebut, Yakub dapat mencium bau Yusuf dari kejauhan. Anak-anaknya mengusap baju Yusuf kepada ayahnya yang sudah menua dengan penglihatan yang mulai kabur. Pakaian itu membuat Yakub bisa melihat kembali dengan jelas.
Nabi Yakub pun pergi bersama anaknya menuju Mesir untuk bertemu dengan Yusuf. Pertemuan itu dipenuhi dengan haru dan bahagia.
"Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara," ucap Yusuf sesuai surat Yusuf ayat 100.
Wallahu a’lam.