Muslimahdaily - Suara keras terdengar dari salah satu pintu rumah sebuah keluarga. Para tetangga tak heran karena pria muda di keluarga tersebut memang terkenal durhaka. Namun hari itu teriakan si pria muda tak seperti biasanya. Dengan lantang ia mengusir pria tua yang bukan lain adalah ayahnya.
Ia berteriak, mengusir ayahnya dari rumah. Ayahnya nampak enggan membalas dan memilih diam. Namun putranya justru makin naik pitam dan mulai beraksi dengan tangannya. Diseretnya tubuh sang ayah hingga keluar rumah. Namun si ayah tetap diam seakan menerima perlakuan kasar putranya.
Si anak durhaka pun melanjutkan aksi kerasnya. Ia terus menyeret ayahnya hingga tubuh sang ayah berlabuh di jalanan. Saat itulah sang ayah baru bersuara, meminta anaknya untuk berhenti menyeret tubuhnya dengan kasar. Namun yang diucapkan sang ayah ternyata amat sangat mengejutkan,
“Cukup anakku. Dulu aku hanya menyeret ayahku sampai pintu depan rumah.”
Dengan wajah merah, si anak menimpali, “Itulah balasanmu! Tambahan ini adalah sedekah dariku!!”
Orang-orang tercengang melihat ayah-anak itu. Tak sangka ternyata si ayah yang tersiksa karena anaknya durhaka itu pun dahulu merupakan seorang anak durhaka. Ia mendapat perlakuan yang sama, bahkan lebih buruk dari sikap durhakanya pada ayahnya di masa silam.
Benarlah bahwasanya sikap durhaka terjadi secara turun temurun. Itulah balasan yang Allah berikan di dunia. Adapun di akhirat, maka balasannya lebih buruk lagi.
(Baca Juga: Kisah Mengharukan Wanita Rawat Ayahnya di Asrama Kampus)
Terhina dan Tak Masuk Surga
Rasulullah bersabda, “Akan terhina, akan terhina dan akan terhina!” Para sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah, siapakah (yang terhina)?” Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab, “Orang yang mendapati orang tuanya masih hidup, atau salah satunya pada hari tuanya, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR Muslim).
Dosa Besar
Durhaka kepada orang tua merupakan dosa yang sangat besar. Dosa durhaka bahkan disebut setelah dosa syirik. Padahal dosa syirik merupakan sebesar-besar dosa dan dosa yang tak akan diampuni.
Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, “Datang seorang arab badui menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah apakah itu dosa-dosa besar?”
Rasulullah bersabda, “Syirik kepada Allah.” Ia (pria Badui) berkata, “Kemudian apa?” Rasulullah menjawab, “Durhaka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhari).
Allah Berpaling Darinya
Inilah balasan yang paling buruk dari sikap durhaka kepada orang tua; tak dilihat Allah lalu dimasukkan ke dalam an nar.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru-niru pria dan Ad-Dayyuts (yaitu orang yang membiarkan kemungkaran di keluarganya), dan tiga golongan yang tidak akan masuk surga, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu khamr, dan orang yang menyebut-nyebutkan pemberiannya (sehingga menyakiti orang yang diberi).” (HR. An Nasa’i).
(Baca Juga : Kaya Raya Berkat Baktinya Pada Orangtua)
Naudzubillah, betapa mengerikannya balasan durhaka kepada orang tua. Lalu apa saja yang disebut durhaka?
Syekh Abu Amr bin As Shalah mendefinisikan durhaka sebagai segala perbuatan yang membuat orang tua terganggu, tersakiti, baik gangguan itu ringan atau berat. Durhaka kepada orang tua bertingkat-tingkat dari segala jenis perbuatan yang membuat orang tua susah atau sedih.
Bahkan perkataan “ah” pun disebut dalam Al Qur’an sebagai sikap durhaka. Padahal kata ah hanyalah ucapan yang amat ringan. Allah berfriman, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’.” (QS. Al Isra’: 23).
Menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir menuturkan, “Janganlah engkau memperdengarkan pada kedua orang tua kata-kata yang buruk. Bahkan jangan pula mendengarkan kepada mereka kata ‘uf’ (menggerutu) padahal kata tersebut adalah sepaling rendah dari kata-kata yang jelek.”
Sungguh Allah memuliakan orang tua dan memerintahkan setiap anak untuk berbakti kepada ibu bapak. Sekecil perbuatan buruk pun dianggap sebagai kedurhakaan yang balasannya begitu berat di dunia dan akhirat.