Story

Tatkala Nabi Adam ‘Alaihissalaam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi setelah sebelumnya hidup penuh kenikmatan di dalam Surga. Kemudian mereka dipertemukan di Jabal Rahmah setelah pencarian yang panjang. Sungguh Allah Maha Kuasa, dijadikan bumi sebagai cobaan bagi manusia dan agar manusia mau belajar dan berusaha.

Hari yang fitri telah datang bersamaan dengan datangnya bulan baru. Setelah sebulan penuh melaksanakan puasa. Suka cita berdatangan kepada siapa saja yang menyambut baik hari ini. Musuh besar telah ditaklukkan. Hawa nafsu telah kalah bagi para pemenang. Layaknya diberikan hadiah surga, senyuman menghiasi umat muslim di hari Idul Fitri.

Tahta seorang raja identik dengan kekuasaan mutlak terhadap negeri yang dipimpinnya. Semua perintahnya absolut, ucapannya adalah ‘hukum’, tingkah lakunya adalah ‘kebenaran’ dan segala keinginannya adalah ‘kewajiban’ yang harus ditunaikan oleh rakyatnya. Begitulah sejarah mengenalnya, cenderung pada keserakahan materi. Tapi, berbeda dengan sejarah dalam Islam

Nabi Shalih senantiasa menyerukan tauhid kepada kaum Tsamud dengan meninggalkan berhala yang mereka sembah. Sebagian dari kaum Tsamud terpanggil hatinya untuk menyerukan tauhid namun sebagaian yang lainnya mengingkari bahkan menyakiti Nabi Shalih dengan tutur kata yang tidak terpuji, bahkan berencana untuk membunuhnya.

Nabi Luth adalah putra Haran bin Tarih dan memiliki paman yang bernama Ibrahim Al-Khalil. Nabi Luth tinggal di kota Sodom Negeri Ghaur Zaghar, daerah tersebut perupakan perkampungan yang sangat kriminal, pendudukannya senantiasa melakukan kemaksiatan, perampokan dan pencurian sudah menjadi hal yang lumrah, watak dan kepribadiannya sangat buruk.

Saat ditanya alasannya meracuni daging kambing tersebut, ia tidak membantah bahwa ia ingin meracuni Rasulullah dan menjawab, “ Saya pikir jika engkau memang benar seorang nabi, maka racun tersebut tidak akan berbahaya untukmu. Namun apabila engkau seorang raja, maka engkau memang pantas untuk dibunuh”.

Artikel Selanjutnya...