Muslimahdaily - Naomi Matsubara, seorang guru bahasa Jepang sekaligus pelatih Karate telah menerbitkan sebuah buku yang menggambarkan kehidupan Muslim. Buku ini menepis pandangan negatif masyarakat Jepang selama ini.
Dengan meningkatnya pemberitaan retoris anti-Islam, Naomi Matsubara guru bahasa Jepang di London dan Dubai menjadi khawatir tentang pandangan dunia yang berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Untuk merespon hal itu, ia menulis sebuah buku bergambar yang menjelaskan kehidupan Muslim yang dikenalnya dan memperlihatkan kenyataan yang baik tentang Islam. Buku ini memperlihatkan bagaimana seorang tipikal anak laki-laki Muslim mempraktekkan keyakinannya. Matsubara berharap bukunya akan menghilangkan pandangan negatif tentang Muslim dan dengan demikian bisa menghapus prasangka.
“Ehon de Manabu Islam no Kurashi” artinya mempelajari kehidupan Islam melalui buku bergambar, diterbitkan oleh penerbit Asunaro Shobo pertengahan April lalu. Buku 40 halaman ini dijual seharga 1200 Yen atau sekitar 137 ribu Rupiah.
Matsubara, 46 tahun, mengajarkan bahasa Jepang di SMP dan SMA di London.
“Liputan berita yang fokus pada kegiatan kaum radikal hanya mewakili segelintir umat Muslim cenderung menonjol. Tak ada informasi yang cukup bagaimana Islam sesungguhnya dan apa yang dipraktekkan umat Muslim kebanyakan,” Matsubara mengenang pemikirannya saat memutuskan menulis buku tersebut.
Dari tahun 2006 Ibu Guru Matsubara tinggal di Dubai, mengajar bahasa Jepang dan melatih Karate di sebuah Universitas di sana selama 6 tahun. Sebelum tinggal di Dubai, ia mengakui bahwa dia menerima pandangan stereotipe Muslim, mempercayai bahwa semua perempuan Muslim berada di bawah laki-laki.
Tapi setelah tinggal di Dubai pandangannya berubah karena bertemu banyak perempuan Muslim yang sangat aktif dan punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Matsubara segera mengembangkan ketertarikannya pada Islam.
Buku ini membawa pembaca melihat kehidupan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama Ahmad yang tinggal di Dubai. Buku ini membahas aspek budaya seperti shalat di Masjid, puasa bulan Ramadhan, ajaran Islam untuk menghormati orangtua, dan kakak perempuan Ahmad yang sekolah di SMP.
Ilustrasi dikerjakan oleh Miho Satake, seorang ilustrator berusia 58 tahun dari Tokyo’s Meguro Ward. Ia tidak hanya menggunakan semua foto pakaian Muslim yang dikirim Matsubara, Pemandangan kota Dubai dan makanan lokal, tapi juga mengunjungi Masjid dan umat Muslim di Tokyo untuk mendapatkan pemahaman lebih baik tentang agama dan budaya Islam.
Shinichi Yamaura, pimpinan penerbitan yang berwenang dalam pengeditan buku itu berpandangan “tidak seorangpun anak Muslim yang tinggal di Jepang boleh menghadapi diskriminasi karena ketidakpedulian ataupun di-bully karena berprasangka buruk.”
Ia dengan cepat menerbitkan buku ini karena masyarakat Jepang masih terguncang oleh kematian dua tawanan jepang yang disandera ISIS di Syria. Tawanan itu dieksekusi Januari lalu. Pada bulan Maret, tiga orang turis Jepang tewas ditembak di National Bardo Museum di Tunisia.
Buku ini disebut sebagai buku gambar pengantar perdana yang menjelaskan keyakinan Islam secara gamblang dan objektif.
Sekitar 1000 kopi telah dibeli oleh perpustakaan umum di seluruh Jepang