Muslimahdaily - Ahmad Fuadi, seorang penulis dan jurnalis lulusan Pondok Madini Gontor mengemas perjalanan hidupnya ke dalam sebuah buku trilogi Negeri lima Menara, Ranah tiga Wara dan Rantau Muara. Dalam Rantau muara, Ia menginspirasi bahwa menulis merupakan hal yang terbaik di dunia ini.
Mengutip dari Imam Al-Ghazali, “Jika Kau bukan anak Raja dan juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.”
Impian yang ia gapai dengan pepatah arab “Man Jadda Wajada” membawanya keliling ke sepertiga dunia. Dalam buku Rantau Muara ini ia membawa pepatah arab “Man Saara ala Darbi Washala”, Barang siapa yang berjalan di jalannya akan sampai pada tujuan. Cerita dalam novel ini membawa pembaca menuju tahun 1998 dengan fenomena yang tak bisa dilupakan bagi masyarakat Indonesia, lautan generasi mahasiswa yang turun ke jalan untuk menghentikan orde baru pun menyapa A. Fuadi untuk turut andil walau dalam kondisi yang kurang fit.
Ahmad Fuadi juga menuturkan dalam novelnya betapa 1998 mengantarkan pada krisis moneter, seluruh harga pangan naik, PHK melonjat diangka yang tinggi, bahkan goresan pena Ahamda Fuadi menelan pahit dengan masa penangguhan. Melamar kerja dari perusahaan yang sat ke yang lain pun menolak dengan alasan krisis moneter.
Tantangan hidup yang begitu mencekam di awal novel ini, mampu menjadikan pelajaran berharga tentang sejarah yang terukir di Indonesia. Ia pun merantau menuju Ibu Kota Jakarta dan bergabung dengan majalah Derap, majalah yang memiliki eksistensi yang tinggi di masyarakat, berita yang disebarluaskan dari majalah ini, berisikan kritik namun dengan tulisan yang nyaman saat dibaca. A. Fuadi pun harus bersaing dengan beberapa rekan barunya di majalah yang bergensi itu, rasa percaya dirinya kembali saat mengingat “Man Saara ala Darbi Washala”.
Dengan bekal-bekal yang ia dapatkan dari Pondok Madani, Universitas Padjadjaran dan berbagai pengalaman yang ia punya, perjalanan berlanjut saat dirinya mendapatkan email resmi dari dua fakultas komunikasi yang bagus di East Coats. Bonton University dan George Washington University menyetujui aplikasi S2-nya. Tak hanya menceritakan jelanjutan perjalanan sang pena dalam meraih cita-citanya, dalam novelnya, A.Fuadi juga menyelipkan beberapa romantika cinta.
“Man Jadda Wajada, Man Shabara Zhafira, Man Saara ala Darbi Washala”.