Muslimahdaily - Disela kegiatan berdakwahnya, Ustadzah kondang Oki Setiana Dewi menyempatkan diri untuk selalu mengajarkan hafalan Quran kepada putri sulungnya, Maryam.
Memiliki anak sebagai penghafal Quran, memang cita-cita yang dimilikinya sejak masih gadis. Hal tersebut pula yang mendasarinya dalam mencari pasangan dengan kesamaan visi satu sama lain, yakini memiliki anak penghafal Quran.
"Emang cita-cita dari dulu, dari zaman gadis emang pengen banget yang paling utama tuh anak-anak harus hafal Al Qur'an dulu. Jadi setiap orang kan punya orientasinya beda-beda ya cuman dari awal tuh udah ditekadkan di azamkan kalo punya keturunan nanti tekadnya, azamnya adalah, goalsnya adalah paling utama hafal Quran dulu. Akhirnya ketika punya goals itu carilah pasangan yang punya tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan generasi quran setelah itu akhirnya menikah,"ujarnya seperti yang dikutip melalui kanal youtube Oki Setiana Dewi.
Ia pun mengaku, Maryam kerap murajaah hafalan Qurannya dimana pun ia berada. Berhubung Maryam belum bisa membaca Al Qur'an, Oki kerap men-talqin-kan atau mengulang bacaan ayat suci Alquran yang kemudian diikuti oleh Maryam.
Cara ini pun sudah dilakukannya sejak Maryam berusia dua tahun hingga saat ini. Selain itu, ia pun turut mengandalkan guru mengaji agar sang putri dapat murajaah setiap harinya meskipun ia tak mendampinginya.
"Jadi Maryam ada gurunya disekolah khusus belajar Al Qur'an. Jadi dalam satu hari memang minimal satu jam ziyadah nambah atau murajaah,"ujarnya.
Menurutnya, tidak ada cara khusus untuk membiasakan sang putri dalam menghafal Quran. Biasanya, dalam waktu senggang, Oki kerap membacakan ayat suci Al Qur'an dan didengarkan oleh Maryam. Setalahnya, ia mengulangi ayat pendek dalam bacaan tersebut sebanyak sepuluh kali kemudian Maryam mengikutinya. Selanjutnya, Maryam membaca keseluruhan ayat yang telah dibaca dan dihafalkan. Kemudian Ziyadah dan murajaah setiap harinya.
"Jadi gaada cara-cara khusus, caranya ditalqinkan saja, telaten, komitmen, istiqomah terus untuk ngulang-ngulang hapalannya gitu. Yang penting adalah harus ada waktu bersama Quran kalau kita engga bisa sebagai seorang ibu, ya harus ada guru Quran yang mendampingi, yang penting Quran itu harus berjalan setiap hari," pungkasnya.