Muslimahdaily - Diangkata dari kisah nyata seorang muslimah yang bernama Aisyah (Laudya Cynthia Bella) tinggal di sebuah kampung yang sejuk di daerah Ciwidey sangat ingin menjadi seorang guru. Ia yang baru baru saja menyandang gelar sarjana menetap bersama ibu dan adik laki-lakinya, sementara sang ayah telah meninggal dunia.
Cita-citanya sebagai seorang guru membuat Aisyah mendaftarkan diri sebagai tenaga pengajar pada sebuah yayasan. Suatu hari, ia mendapat kabar bahwa dirinya diterima dan ditugaskan untuk mengajar di sebuah desa terpencil yang belum pernah didengarnya. Desa itu adalah Dusun Derok, Kabupaten Timut Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Lokasi yang teramat jauh sempat membuatnya bimbang dan terjadi perbedaan pendapat dengan sang ibu. Namun karena tekadnya yang sudah bulat, Aisyah memutuskan untuk menerima dan berangkat ke sana.
Setelah sampai di NTT, Aisyah semakin dibuat bingung karena masyarakat menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai penutup kepala. Apalagi masyarakat setempat sudah menanti-nantikan kedatangan Suster Maria sebagai pengajar di desa mereka. Tapi akhirnya, kesalapahaman ini dapat teratasi.
Kedaan desa tak bayak mebantu, terpencil dan jauh dari jangkauan listrik dan sinyal. Kekeringan panjang akan terjadi bila musim kemarau datang. Tradisi dan kehidupan dengan religiusitas yang jauh berbeda semakin membuat Aisyah bingung. Walau akhirnya kehadiran Pedro (Arie Kriting) sedikit membantunya.
Kesulitan tak haya datang dari keseharian Aisyah, ia harus menghadapi kebencian Lodris Defam, salah satu murid yang sejak awal telah membencinya. Bukan tanpa alasan, menurut kepala dusun, Lordis membenci Asiyah karena ia seorang muslim. Bahkan Lordis menghasut teman-temannya untuk bersama-sama tak datang ke sekolah.
Mampukan Asiyah bertahan dari segala cobaan dan tetap konsisten terhadap apa yang ia cita-citakan?
Film ini mulai tayang pada 19 Mei 2016 di bioskop Indonesia. Dibintangi oleh sederet artis papan atas, seperti Laudya Cynthia Bella, Arie Kriting, Dionisius Rivaldo Moruk, Agung Isya Almasie Benu, Lydia Kandou, Ge Pamungkas, dan Surya Sahetapy. Disutradarai oleh Herwin Novianto dan diproduseri oleh Hamdhani Koestoro.