Muslimahdaily - Kalau ada yang berpendapat bahwa bumi itu datar, mungkin sebagian besar waktu hidupnya dihabiskan hanya berada dalam satu titik di bumi. Alias tidak kemana-mana dan mengalami stagnansi. Kalau bumi itu datar, bagaimana menjelaskan matahari di kutub utara yang tidak tenggelam selama berbulan-bulan?

Terdapat firman Allah pada QS. Qaaf ayat 7, “Dan Kami hamparkan bumi dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.”

Secara tekstual bumi memang dihamparkan. Akan tetapi sementah itukah memaknai kandungan Al-Quran. Coba rasakan kalimat yang tidak sebanding kehebatannya dengan isi ayat di atas, “Aku akan singgah di hati yang telah kau hamparkan itu.” Apakah dengan hati yang terhampar berarti hati itu datar? Bahwasanya bentuk hati itu bervolume dan berwarna merah.

Pada artikel ini sebetulnya tidak akan dibahas mengenai bentuk bumi. Namun pandangan bahwa bumi itu datar akan menimbulkan tanya perihal kutub utara yang notabene memiliki fenomena alam yang berbeda dengan kondisi bumi pada garis ekuator. Bagi yang percaya bentuk bumi itu bulat, matahari tengah malam di kutub utara akan mudah dijelaskan.

Midnight-Sun pada Musim Panas di Negeri Viking

Bicara soal kutub utara tidak akan jauh-jauh dari negara-negara di semenanjung Skandinavia. Negara yang paling dekat dengan sumbu kutub utara ini berada di Norwegia, tepatnya di punggungan sisi utara. Tempat tinggal bangsa Nordic ini memiliki musim yang kelewat luar biasa daripada negara-negara lain yang berada di iklim sub-tropis seperti Jepang, Rusia, Kanada, dan lain-lain.

Sehingga fenomena tidak biasa seperti Midnight-Sun pada musim panas mengubah pola hidup masyarakatnya. Matahari yang tidak tenggelam selama enam bulan membuat bangsa Nordic berubah temperamen dan agak galak saat minggu pertama perubahan musim karena matahari yang tidak tenggelam membuatnya beraktivitas sepanjang waktu.

Namun dengan modernisasi yang mempersamakan jam beraktivitas dengan belahan dunia lain pola hidup bangsa Viking ini perlahan mengalami perubahan. Salah satu contohnya, jika mereka ingin tidur biasanya akan menutup pintu dan jendela rapat-rapat supaya cahaya tidak bisa masuk dan mengganggu penglihatan.

Karena bahkan pada malam hari matahari masih bersinar, jangan heran kalau sekali waktu mendapati orang-orang Norwegia masih beraktivitas di luar ruangan seperti berjemur di pantai, memancing, dan berlayar mengelilingi fjord-fjord yang fenomenal itu. Orang Norwegia juga gemar hiking dan berbaur dengan alamnya yang indah dengan pohon-pohon cemara, birch, dan pinus.

Puasa Kaum Muslim di Tanah Matahari Tengah Malam

Puasa dimaksudkan untuk menahan hawa nafsu serta mengendalikan emosi dan sikap dengan menahan lapar dan haus yang dilaksanakan sebelum matahari terbit sampai terbenamnya matahari. Rata-rata kaum muslim dan muslimah berpuasa dalam jangka waktu 12 jam.

Di daerah tertentu yang mengalami musim panas di belahan bumi utara seperti Jepang, Korea, Rusia, Inggris, dan Kanada melaksanakan puasa 18 jam, sedangkan daerah yang mengalamai musim dingin di belahan bumi selatan seperti Argentina, Chili, dan Uruguay menjalankan puasa dengan lama waktu terpendek sekitar 8 jam.

Bayangkan jika berpuasa berada di negeri Skandinavia. Beberapa muslim yang tinggal di Norwegia pernah mengalami puasa dengan lama hampir 24 jam. Sahur jam 2 pagi dan buka puasa jam 12 malam menyesuaikan timbul tenggelamnya matahari.

Bagaimana jika matahari tak tenggelam selama satu semester? Pada awalnya kaum muslim di Norwegia kebingungan akan hal ini. Hendak bertanya pada majelis Islam, tapi di Norwegia tidak ada wadah keislaman yang menaungi permasalahan waktu berpuasa. Seorang muslim dan muslimah yang taat tentu tidak akan menggunakan alasan ini untuk tidak melaksanakan syariat agamanya.

Islam sebagai agama yang luwes, tidak mempersulit umatnya dengan peraturan yang saklek, mempermudah umatnya dengan mempertimbangkan segala aspek masalah yang dihadapi. Akhirnya beberapa muslim mengambil kebijakan dengan mengikuti waktu puasa dan sholat dengan menggunakan waktu ibadah Mekkah, dan ada juga yang mengikuti waktu ibadah pada daerah terdekat seperti Belgia dan lain-lain.

Islam itu indah. Mengikuti jalan Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam merupakan sebuah kemudahan dan kemuliaan bagi umat muslim yang bertakwa.