Muslimahdaily - Pada masa kejayaan Islam antara abad ke-8 hingga abad ke-13, kekhalifahan Abbasiyah mendirikan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah. Kerajaan ini mampu menaklukkan negara – negara di seluruh dunia. Bahkan, bangsa – bangsa di dataran India, Cina timur, hingga Bizantium di barat. Khalifah Abbasiyah konon mampu menyatukan dan membentuk jalur perdagangan antara Asia, Afrika dan Eropa. Sungguh, suatu kerajaan yang sangat bersinar di zamannya.
Mengingat kerajaan Abbasiyah yang begitu hebat dan luas, mungkinkan ada kontak antara dunia Islam dan bangsa pelaut Viking? Memang belum ada yang tahu pasti mengenai kebenaran akan hal ini. Tetapi, informasi tentang hubungan dunia Arab dan Viking telah ditemukan dalam sumber – sumber tertulis Arab dan penemuan artefak Arab di Skandinavia yang fenomenal.
Bukti dari literatur dan catatan bangsa Arab
Seorang dari Arab, Moor al-Gazal merupakan salah satu dari beberapa orang Arab yang memberikan gambaran tentang apa yang mungkin saja terjadi di Skandinavia pada waktu itu.
Raja Cordoba, Emir IV atau Abd al-Rahman II mengirimkan Moor al-Gazal untuk berdakwah ke raja kaum Majusi. Konon, “Majus” sendiri dapat diartikan sebagai kaum pemuja api dan dalam hal ini adalah bangsa Viking.
Kendati kalangan arkeolog dan sejarawan masih belum pasti alasan mengapa Moor al-Gazal dikirim ke sana, tetapi dalam catatan Moor al-Gazal ia melaporkan tentang adanya sebuah pulau atau semenanjung yang menjadi tempat tinggal atau istana Raja Horik I, ia adalah Raja Denmark, negara tempat bangsa Viking berasal.
Pada sekitar tahun 970, penjelajah bernama Al-Tartushi juga melaporkan tentang bangsa Viking. Dalam sebuah catatannya ia menggambarkan “Schleswig”, sebuah bekas kadipaten Denmark, yang terletak di bagian selatan semenanjung Jutland adalah tempat yang potensial untuk perdagangan.
Al-Tartushi juga menyebutkan secara detail tentang kota Schleswig dan masyarakat lokalnya.
“Schleswig adalah kota yang sangat besar dan terletak di Samudra. Di dalamnya ada sumber air tawar. Orang-orang di sana memuja dewa Sirius, kecuali beberapa orang, yang beragama Kristen. Mereka memiliki gereja di sana. ”
Penulis Arab lainnya yang menyebutkan bangsa Viking di dalam karya – karya mereka adalah Ibn Khoradadbeh dan Ibn Fadlan.
Ibn Khoradadbeh menulis bahwa pada tahun 844 bangsa Viking juga dikenal sebagai bangsa Rus. Bangsa Viking digambarkan sebagai kaum yang senang memperjual-belikan atau pedagang budak, bulu dan senjata pedang.
Ibn Fadlan menggambarkan orang – orang Viking dengan ciri – ciri fisik bertubuh sempurna, tinggi, gagah, kekar dan memiliki telapak tangan besar, berambut pirang dan berjenggot kemerahan.
Timbunan perak ditemukan di Swedia
Artefak Arab atau oriental yang ditemukan di Skandinavia sangat beragam. Antara lain seperti kapal perunggu, koin Cufic, kostum dan aksesori kostum, serta kapal kaca, manik-manik, timbangan, dan sebagainya. Barang – barang ini sebagian besar ditemukan di Swedia dan menjadi bukti sejarah kontak antara bangsa Viking dengan dunia Arab.
Tetapi, bukti otentik yang paling penting dari hubungan kedua bangsa ini adalah sebuah cincin bermata merah muda. Cincin ini ditemukan di kuburan seorang wanita di dekat Birka. Cincin ini terbuat dari paduan perak dan kaca berwarna dengan tulisan dalam bahasa Arab Cufic. Tulisan itu diterjemahkan sebagai "untuk / kepada Allah". Meskipun wanita di kuburan itu mengenakan pakaian tradisional Skandinavia, namun masih belum bisa dipastikan atau dikenali apa etnis atau agama yang dianutnya.
Walaupun berita tentang kontak fisik antara dunia Arab dan bangsa Viking masih menjadi kontroversi di kalangan sejarawan, namun tak bisa dipungkiri bahwa kekhalifahan Abbasiyah begitu besar dan mengesankan hingga memengaruhi banyak negara di seluruh dunia.