Muslimahdaily - Sebagai seorang rasul, imam, hingga jenderal perang, Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi Wa sallam memiliki beberapa bilah pedang sebagai senjata andalan.
Menurut sebagian besar riwayat, pedang Nabi Muhammad Shalallahu alaihi Wa sallam di antaranya adalah, Al Mikhdam, Al Qadib, Ar – Rasub, Al – ‘Adhab, Aal – Battar, Al – Matsur, Haft, Qul’i, dan yang terakhir adalah Dzulfikar atau Dzu al-Faqar.
Dari sekian banyak pedang Rasulullah, Dzulfikar atau Dzu al-Faqar menjadi banyak perbincangan di kalangan umat Muslim seluruh dunia. Tidak main – main, pedang ini diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala langsung melalui perantaraan Malaikat Jibril. Namun beberapa kalangan ada yang masih meragukan kisah ini, dan mengungkapkan bahwa pedang ini diperoleh dari hasil rampasan perang.
Terlepas dari itu, Rasulullah sangat menyukai pedang yang ujung runcingnya terbelah dua ini. Akan tetapi, pada suatu saat, Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhu pedangnya patah saat perang Khandaq. Kemudian, Rasulullah memberikan pedang Dzulfikar kepada menantu sekaligus keponakannya tersebut.
Di tangan Ali bin Abi Thalib, pedang Dzulfikar semakin gahar menumpas umat kafir dalam setiap peperangan. Bahkan, di permukaan pedang Dzulfikar tercantum tulisan,”Tiada pemuda seperti Ali dan tiada pedang seperti pedang Zulfikar”.
Ali Radiyallahu Anhu adalah seorang ahli pedang yang mulia, berani dan tak terkalahkan di berbagai peperangan besar. Singa Allah ini telah membunuh banyak orang kafir dengan pedang Dzulfikar.
1. Makna Pedang Dzulfikar
Dalam bahasa Arab, makna Dzulfikar adalah “pembelah yang berduri”. Sesuai dengan wujudnya yang terbelah dua di ujung runcing dan terdapat duri seperti gergaji.
Ada juga yang mengartikan Dzulfikar sebagai “pemilik ketajaman”. Apa pun maknanya, yang jelas pedang Dzulfikar adalah satu – satunya pedang dengan ujung terbelah pada masa itu.
2. Dari mana Pedang Zulfiqar Berasal
Selama pertempuran Khandaq, pasukan tentara Muslim hanya berjumlah 3.000 orang harus melawan tentara yang dipimpin Abu Sufyan berjumlah 10.000 orang. Pada saat itu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi Wa sallam berdoa kepada Allah untuk meminta bantuan.
Seketika itu, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala mengutus Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad untuk memberinya pedang Dzulfikar yang berkekuatan mampu mengalahkan 10.000 tentara musuh. Pedang ini selanjutnya diberikan kepada Ali bin Abi Thalib.
Di akhir peperangan, Abu Sufyan mengalami kerugian besar dengan tewasnya ribuan tentaranya. Sedangkan, pasukan umat Muslim mampu menekan musuh dan hanya sedikit tentara yang gugur di medan laga.
3. Keistimewaan Pedang Dzulfikar
Konon menurut beberapa kalangan, Pedang Dzulfikar bukan pedang biasa. Pedang ini mampu menggetarkan nyali musuh sehingga menemui ajalnya.
Tak hanya itu, bahkan setiap kali Ali bin Abi Thalib mengayunkan pedang Dzulfikar untuk menumpas musuh – musuh Alloh SWT, maka para penduduk surga ikut berdoa “Tiada pemuda seperti Ali dan tiada pedang seperti pedang Zulfikar”.
4. Cucu Rasulullah, Hussain (Radiyallahu Anhu) bertarung dengan pedang Dzulfikar di Karbala
Menurut sejarah, Ali bin Abi Thalib kemudian mewariskan pedang Dzulfikar kepada putra sulungnya, Hassan Radiyallahu Anhu. Setelah Hassan gugur menjadi syuhada, pedang ini diberikan kepada Hussain Radiyallahu Anhu, putra bungsu Ali bin Abi Thalib.
Selanjutnya, di Karbala, Hussain menggunakan pedang Dzulfikar ini untuk melawan kaum kafir yang dipimpin Yazid.
5. Di mana Pedang Zulfiqar sekarang?
Saat ini beberapa bilah pedang Rasulullah dapat dilihat di Topkapi Palace Museum, Istanbul, Turki. Sedangkan, beberapa yang lain disimpan di kota Kairo, Mesir.