Pesona Masjid Raya Xi’an, Perpaduan Arsitektur Arab dan Cina

Muslimahdaily - The Great Mosque of Xi'an atau Masjid Agung Xi’an merupakan masjid tertua, terbesar dan yang pertama di China. Masjid yang berlokasi di kota Xi’an, Provinsi Shaanxi ini berdiri di area seluas 12 ribu hingga 13 ribu meter persegi. ­Untuk bangunan masjidnya sendiri mempunyai luas lebih dari 6.000 meter persegi. Area masjid berbentuk empat persegi panjang, memanjang dari Timur ke Barat dan terbagi menjadi empat area.

Masjid ini dibangun pada awal masa kepemimpinan Dinasti Tang dan terus berlanjut hingga Dinasti Qing. Pembangunan masjid ini dipengaruhi oleh pedagang dari Persia dan Afghanistan pada masa Dinasti Tang sekitar abad ke-tujuh, hal ini pula yang mempengaruhi masuknya Islam ke Cina.

Area pertama Masjid Agung Xi’an ini adalah berupa gerbang kayu setinggi sembilan meter yang dibuat pada abad ke-17. Gerbang ini berhadapan dengan tembok yang sangat lebar dengan dekorasi ukiran tanah liat serta dihiasi atap dari tumpukan genting mengkilap. Pada dua sisinya, dihiasi perabot antik yang perabot antik buatan Zaman Dinasti Ming dan Qing.

Kemudian pada are kedua, terdiri atas tiga pintu batu yang saling berhubungan berpilar empat. Para pengunjung umumnya dipersilakan melewati area ini. Saat memasukinya, para pengunjung akan disambut dengan sebuah tulisan pada puncak pintu pertama, ‘The Court of The Heaven’ yang artinya 'Taman Surga.

Pintu tersebut dikelilingi tembok batu yang berukir indah dengan dua lintasan pada dua sisinya. Batu tersebut merupakan peninggalan zaman Dinasti Ming. Di belakangnya, berdiri dua meja batu berukir naga. Kedua hal tersebut menjadi prasasti yang menjelaskan bahwa perbaikan masjid dilakukan pada 1384 atas perintah Kaisar Hongwu di zaman Dinasti Ming.

Lalu pada area ketiga Masjid Agung Xi’an, terdapat ruang kekaisaran yang merupakan bangunan tertua di kompleks ini. Di dalam ruang kekaisaran, terdapat batu bertuliskan bahasa Arab. Tulisan terebut ditulis oleh salah seorang imam masjid yang isinya menjelaskan mengenai perhitungan hari berdasarkan peredaran bulan.

Pada area ini juga, berdiri sebuah menara yang menyerupai pagoda dengan tiga susun atap berwarna biru toska yang dinamakan ‘instrospection Minaret’ atau menara introspeksi. Menara introspeksi ini merupakan tempat para muazin mengumandangkan adzan.

Pada bagian selatan ruang kekaisaran terdapat ruang penerima tamu. Di dalam ruangan ini, para pengunjung bisa menyaksikan sebuah Al-Qur’an yang ditulis dengan tangan yang dibuat pada zaman Dinasti Ming. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat peta tanah suci Makkah yang berasal dari Dinasti Qing.

Terakhir pada area keempat, area terbesar yang merupakan bangunan untuk ruang shalat. Bangunan tersebut bahkan dapat menampung sebanyak seribu jamaah. Ruang ini dilindungi tiga tingkat atap berwarna biru toska serta berhiaskan ukiran dengan pola rumput dan bunga. Terdapat pula dinding kayu yang berpahatkan ayat-ayat Al-Qur’an, lengkap dengan huruf China.

Masjid Agung Xi’an juga telah masuk ke dalam daftar Situs Warisan Islam Dunia UNESCO pada tahun 1985. 

Masjid Agung Xi'an tak hanya ditujukan sebagai objek wisata populer di Kota Xi’an, sampai saat ini Masjid Agung Xi’an masih difungsikan sebagai tempat ibadah kaum Muslim China, terutama mereka yang berasal dari suku Hiu. Sampai saat ini, jumlah kaum Muslim Kota Xi’an dan sekitarnya mencapai 60 ribu orang.

Add comment

Submit