Muslimahdaily - Di negara mayoritas muslim, seperti Indonesia, adzan merupakan suara yang tak jarang kita dengar. Panggilan bagi umat muslim untuk melaksanakan shalat yang akan berkumandang di setip masjid dan musholla lima kali dalam sehari.
Namun terkadang karena kesibukan dunia, beberapa orang abai bahkan tak tahu apa yang harus dilakukan ketika mendengar adzan. Padahal Rasulullah jelas sudah mencontohkan adabnya ketika mendengar adzan.
Seperti hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, “Ketika mendengar adzan, hendaknya seorang muslim mengucapkan sama seperti apa yang diucapkan muadzin, kecuali lafadz “Hayya alash Shalah, wa hayya alal falah,” melainkan dengan jawaban berupa lafadz “La haula wa la quwaata illa billah.”
Bacaan setelah muadzin membaca syahadat
وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً ، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا
Wa ana asyhadu allaa ilaaha illallooh wahdahuu laa syariikaloh, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warosuuluh. Rodhiitu billaahiRobba wabimuhammadirRosuulaa wabilislaamidiinaa
“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama (yang benar).”(HR.Muslim)
Membaca shalawat nabi sesudah adzan
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. Allahumma barik (dalam satu riwayat, wa barik, tanpa Allahumma) ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa Hamiidum Majid
“Ya Allah, Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada Keluarga Ibrahmim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ ، إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Allohumma robba haadzihid da'watit tammah washsholaatil qoo'imah. Aati muhammadanil wasiilata walfadliilah wab'atshu maqoomammahmuudanil ladzii wa'adtah
“Ya Allah Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (HR. Bukhari)
Terakhir, jangan lupa untuk berdo’a di antara adzan dan iqamah, sebab waktu itu adalah salah satu waktu yang akan diijabah doanya.
Semoga hati kita akan senantiasa terus menyeru panggilannya dan telinga kita tak ditutup sehingga tak bisa mendengar seruan untuk shalat. Aamiin.