Doa Berlindung dari 7 Perkara yang Tidak Disukai Allah

Muslimahdaily - Ada tujuh perkara yang tidak disukai oleh Allah. Agar terhindar dari tujuh perkara tersebut, Rasulallah shalallahu alaihi wa sallam selalu membaca doa untuk berlindung dari tujuh perkara. Berikut penjabaran tujuh perkara tersebut beserta doanya dilansir dari laman Muslim.

1. Kelemahan dan Kemalasan

Kedua hal ini sangatlah berbeda. Lemah (sifat ‘ajz) yaitu tidak adanya kemampuan untuk melakukan kebaikan. Sedangkan malas (sifat kasal) adalah enggannya jiwa melakukan kebaikan, dan kurang terdorong kepadanya, padahal mampu melakukannya.

2. Sifat pengecut dan Kebakhilan (kekikiran)

Sifat pengecut terkait dengan jiwa, sedangkan sifat bakhil (pelit) terkait dengan harta. Siapa saja yang kehilangan keberanian untuk melawan hawa nafsu, was-was setan, melawan musuh, menghadapi lawan yang membela yang batil, maka dia adalah pengecut. Dan siapa saja yang tidak mau memberi kaum fakir dengan hartanya, mengeluarkan hartanya untuk para mujahid fii sabilillah, dan mengeluarkan pada jalur-jalur kebaikan, maka dia adalah orang yang bakhil.

3. Pikun

Nabi berlindung dari sifat pikun karena Allah menamai usia tersebut sebagai Ardzalul ‘Umur (Usia paling buruk). Di usia ini, terkadang ucapan menjadi ngelantur, akal dan ingatan menjadi kurang, panca indera menjadi lemah, dan lemah dari melakukan ketaatan, serta meremehkan sebagiannya.

4. Siksa Kubur

Hadits lain yang menunjukkan adanya azab kubur adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu di antara kebun-kebun Madinah atau Mekkah, lalu Beliau mendengar suara dua orang yang diazab dalam kuburnya, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keduanya sedang diazab, dan keduanya tidaklah diazab menurut keduanya terhadap dosa besar.” Selanjutnya Beliau bersabda, “Bahkan sesungguhnya itu dosa besar. Adapun salah satunya, maka ia tidak menjaga diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi berjalan kesana-kemari mengadu domba.” Kemudian Beliau meminta dibawakan pelepah kurma, lalu Beliau mematahkan menjadi dua bagian, dan meletakkan belahannya di masing-masing kubur itu, lalu Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal itu?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan azab keduanya diberi keringanan selama belahan itu belum kering,” atau bersabda, “Sampai kedua belahan kering.” (HR. Bukhari)

5. Fitnah Hidup dan Mati (Bencana Kehidupan dan Kematian)

Fitnah hidup artinya cobaan dan ujian hidup, baik berupa fitnah syahwat dan fitnah syubhat, dimana kedua cobaan ini banyak yang membuat manusia tergelincir, lalai dari kewajibannya dan terbawa oleh arus fitnah yang menggiringnya kepada kebinasaan.

Sedangkan fitnah mati, maka maksudnya ujian ketika di kubur, yaitu pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepada seseorang tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya.

Berikut doa yang bisa menghindarkan kamu dari 7 perkara tersebut:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, sifat pengecut, pikun, dan sifat kikir (bakhil). Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Atau doa ini juga bisa dibacakan, 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Allahumma inni a’udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada Mu dari ketidak berdayaan dan kemalasan. Aku berlindung kepada Mu dari kepengecutan dan kekikiran. Aku berlindung kepada Mu dari lilitan hutang dan penindasan orang.”

 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْهَرَمِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ.

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ. وَعِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَدَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا•

 

Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal walharomi waljubni walbukhli wal a’dzaabilqobri.

Allahumma aatinafsii taqwaahaa wazakkahaa anta khoirumanzakkaahaa anta waliy yuhaa wamaulaahaa.

Allahumma inni a’udzu bika min qolbi laayakhsya’ wamin nafsin laatasyba’ wa ‘ilmin laayanfa’ wada’watin laayustajaabulahaa.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari kelemahan, kemalasan, kepikunan, sifat pengecut, sifat kikir, dan azab Kubur.

Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaan, dan sucikanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkau adalah Pemilik dan Yang Menguasainya.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah kenyang (puas), dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan dari do’a yang tidak diperkenankan.”

(HR. Ahmad)

 

Add comment

Submit