Muslimahdaily - Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diberkati dengan akal pikiran. Dengan akal pikiran inilah manusia mampu berpikir dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di dunia.

Sayangnya, terkadang pikiran-pikiran tak berfaedah turut muncul di kepala manusia hingga menyebabkan keraguan di dalam benak hati seperti “Siapa pencipta Allah?”

Saat pertanyaan-pertanyaan seperti itu tumbuh di hati, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam meminta kita untuk berhenti dan segera membaca ta’awudz. Dengan membaca ta’awudz, kita sebagai manusia meminta Allah menyelamatkan keimanan dari berbagai prasangka kosong belaka.

Dilansir dari NU Online, setelah membaca ta’awudz Rasulullah meminta kita untuk membaca doa berikut ini.

آمَنَّا بِاللهِ وَبِرُسُلِهِ

"Âmannâ billâhi wa birusulihi."

Artinya: Kami beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.

Imam An-Nawawi dalam Al Adzkar mengatakan bahwa keraguan keimanan karena gangguan setan justru lebih sering menyerang orang dengan keimanan teguh. Ia mengibaratkan keimanan teguh layaknya rumah kokoh dan indah, setan sebagai pencuri tentu lebih tertarik untuk mencuri di rumah itu dibandingkan rumah yang sudah runtuh (orang dengan keimanan lemah).

Dari Risalah Qusyairiyah karya Imam Al Qusyairi, Imam An-Nawawi menganjurkan orang yang dilanda keraguan keimanan untuk mencari aktivitas yang mendatangkan kegembiraan. Alasannya adalah setan tidak menyukai kegembiraan orang beriman.

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa setiap orang pasti pernah merasakan keraguan keimanan. Oleh karena itu, Ibnu Abbas menganjurkan kepada sahabatnya yang terkena rasa ragu itu untuk membaca surat Al Hadid ayat 3, yaitu:

“Dialah Allah yang awal dan akhir, yang lahir dan bathin. Dia mengetahui segala sesuatu.”

Selain cara dan doa di atas, sebagian ulama lainnya menganjurkan untuk memperbanyak baca lafal tahli saat berwudhu, salat, dan ibadah lainnya. Kita juga bisa memperdalam tauhid melalui majelis taklim yang membaca kitab-kitab tauhid seperti Fathul Majid, Tijanud Darari, Kifayatul Awam, dan Al Iqtishad fil I’tiqad, dan kitab tauhid Ahlussunah wal Jamaah lainnya.