Muslimahdaily - Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam pernah berpesan, bahwa yang paling dikhawatirkan beliau terhadap umatnya nanti adalah syirik kecil. Apakah yang dimaksud syirik kecil itu ? Syirik yang dimaksud adalah riya.
Secara umum, riya adalah sikap manusia yang beribadah sesuai dengan ketentuan syari, namun niat yang mendasari ibadah itu tidak semata untuk Allah, melainkan untuk mendapatkan keuntungan di dunia saja, seperti ingin dipuji, mendapatkan predikat-predikat tertentu dari orang lain, atau bahkan untuk mendapatkan kekayaan materi.
Sebagai seorang muslim, akan sangat merugi bila tidak melakukan segala sesuatunya ikhlas untuk Allah semata. Karena setiap amal dan perbuatan yang dilandasi riya, pahalanya tak lebih seperti debu di atas sebuah batu, yang ketika batu itu disiram air, maka hilanglah seluruh debu itu darinya. Artinya, segala ibadahnya hanya akan membuat dirinya lelah, tanpa ada balasan yang bermanfaat baginya di akhirat nanti.
Diriwayatkan dari Adi bin Hatimath Tha’i, bahwa Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat, ada sekelompok manusia yang disuruh untuk pergi ke surga. Ketika mereka dekat dengan surga, telah mencium harumnya dan melihat istana-istananya serta apa yang dijanjikan Allah bagi penghuninya maka mereka diperintahkan untuk berpaling darinya karena mereka tidak berhak tinggal di dalamnya. Kemudian, mereka kembali dengan perasaan menyesal dan kecewa, dimana tidak pernah ada orang-orang terdahulu maupun terkemudian yang mempunyai rasa semacam itu bila disuruh kembali, lalu mereka berkata, ‘Wahai Tuhan kami, seandainya Engkau memasukkan kami ke neraka sebelum Engkau memperlihatkan kepada kami balasan yang Engkau janjikan kepada kekasih-kekasih-Mu yang telah kami lihat, maka hal itu akan lebih baik bagi kami’. Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku menghendaki yang demikian bagi kamu, karena kamu bila berada di tempat sunyi maka kamu terang-terangan kepada-Ku dengan melakukan dosa-dosa besar, sementara bila kamu bertemu dengan orang banyak kamu menemui mereka dengan penuh penghormatan. Kamu pamerkan amal-amal kebaikanmu kepada manusia, berbeda dengan apa yang terkandung di dalam hatimu. Kamu menganggap hebat kepada sesama manusia, tetapi tidak mengagungkan Aku, kamu meninggalkan kejahatan karena manusia dan kamu tidak meninggalkannya karena Aku. Maka pada hari ini, Aku menyiksa kamu dengan siksa-Ku yang amat pedih serta mengharamkan keagungan balasan-Ku kepadamu.”
Karenanya, hendaklah kita meluruskan niat yang ikhlas, agar kita menjadi orang yang beruntung. Ingatlah, semua amal perbuatan itu tergantung dari niatnya dan orang itu pasti akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang ia niatkan.