Muslimahdaily - Masih jelas di ingatan mengenai pelajaran agama di sekolah dasar bahwasanya kelak ketika kita meninggal, maka di alam kubur akan ditanyai oleh Malaikat Munkar dan Nakir. Pertanyaan yang diajukan di antaranya Siapakah Tuhanmu? Siapakah Nabimu? dan Apa agamamu? Hal ini seakan-akan menjadi pengetahun dasar bagi tiap muslim.
Namun setelah dewasa, pengetahuan ini mulai berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman. Muncul pertanyaan baru, apakah Malaikat Munkar dan Nakir hanya bertanya kepada umat Muhammad saja atau juga kepada umat selain itu?
Mengutip dari Arruh li Ibnil Qayyim karya Imam Syamsyuddin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy Rahimallah, bahwasanya ada beberapa pandangan dalam menjawab pertanyaan di atas.
Pertama, pendapat Abu Abdillah Al Humaidy yang mengatakan, “Soal kepada mayit khusus bagi umat Muhammad in saja. Umat pada sebelum kita, yang diseur oleh Rasulnya, menerma adzab ketika itu juga sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap Rasul itu. Setelah Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin, maka adzab ditahan, kemudian berlakulah tabligh atau dakwah untuk menyeru umat manusia kepada beriman dengan hikmah, mau’idhoh hasanah, dan majudalah billati hiya ahsan (QS. an-Nisa:125).
Dengan demikian, maka antara iman dengan kekakfiran ada semacam garis demarkasi. Di antara adalah munafik. Untuk membongkar hati siapa saja yang benar-benar beriman, siapa yang kafir dan siapa yang munafik, maka jika mereka telah mati, dimasukkan kedalam kubur, dikembalikan ruhnya, untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk tanya jawab dengan Malaikat Munkar dan Nakir agar nampak siapa saja yang benar dan salah.
Sementara itu Abdul Haq Al Asybily dan Qurthuby menyampaikan pendapat yang berbeda. Mereka menegaskan bahwasanya umat Muhammad dan lainnya juga yang menjadi hamba Allah.
Selanjutnya pendapat Abu Umar bin Abdil Barr yang mengatakan bahwa hadits dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu'anhu dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bahwa umat ini (umat Muhammad) akan diuji dalam kuburnya.”
Sementara itu terdapat hadits lain yang berbunyi, “Diwahyukan kepadaku bahwasanya kamu sekalian akan menerima fitnah kubur.”
Untuk menguatkan hadits tersebut, kita dapat merujuk pada hadits lain yang menyebutkan, “Dikatakan kepadanya oleh dua malaikat itu, apa yang kamu katakana tentang orang laki-laki ini? Orang mukmin tersebut kemudian membaca syahadat Aku Bersaksi bahwa Muhammad ini hamba dan Rasul-Nya.” Dua hadits di atas menunjukkan bahwasanya yang terjadi di alam kubur merupakan kekhususan terhadap umat Muhammad. Jika umum, maka tentu tidak bertanya tentang siapa Muhammad.
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya denganku kalian diuji dan tentang aku kalian ditanyakan.”
Pendapat terakhir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan umat yakni tidak menunjukkan khsusus umat Muhammad saja, karena dalam ayat Al Qur’an pernah menerangkan bahwa umat disebut umat dari satu arti, bahkan hewan pun termasuk di dalamnya.
Pada akhirnya, pertanyaan di alam kubur nanti berlaku untuk seluruh umat, namun dikhususkan bagi umat Muhammad dalam sebutan karena kedudukan umat Muhammad lebih utama daripada umat lain.
Wallahu’alam.
Sumber: Arruh li Ibnil Qayyim karya Imam Syamsyuddin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy.