Muslimahdaily - Sebagai muslim, kita mengenal yang namanya adzab kubur. Allah menurunkan adzab tersebut sebagai balasan bagi mereka yang melampaui batas. Muslimahdaily Sebagai muslim, kita mengenal yang namanya adzab kubur.
Allah menurunkan adzab tersebut sebagai balasan bagi mereka yang melampaui batas. Perihal adzab kubur memang sulit dibuktikan pasalnya hanya dapat dialami oleh mereka yang telah meninggal. Namun ada pertanyaan yang muncul, apakah adzab kubur berlaku untuk selamanya atau dapat putus sewaktu-waktu? Ada dua pendapat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Keduanya sama-sama memiliki dalil yang kuat yang mendasarinya. Pertama, adzab kubur berlaku selamanya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya dalil yang menyebutkan bahwa adzab itu diringkankan (bukan diputuskan) di antara dua tiupan. Yaitu ketika mereka telah bangun dari kuburnya dan berkata,
“Ya, nasib, siapa gerangan yang membangunkanku dari tidur ini?” Mereka berkata, "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). (QS. Yasin: 52).
Dan dalil berikut: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.” (QS. Al Mukmin: 46).
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang nabi yang bermimpi, lalu dikatakan bahwa itu akan berlaku hingga hari kiamat atas dirinya. Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah pernah menancapkan tangkai kurma basah kemudian berdoa,
“Semoga Allah meringankan keduanya sebelum ini menjadi kering. Juga hadits dari Rabi’ bin Anas dari Abi Aliyah dan Abu Hurairah, semuanya dikatakan bahwa hal itu akan terjadi atas dirinya hingga kiamat. Sementara itu pendapat kedua menyebutkan bahwa adzab kubur itu terputus.
Hal ini berdasarkan hadits yang menyebutkan bahwa adzab dapat terputus dengan doa, shodaqoh, istighfar, pahala haji, shalawat, bacaan-bacaan yang dikirimkan oleh keluarganya, dan syafaat yang telah diizinkan Allah. Dalam salah satu peristiwa yang dikisahkan oleh Ibnu Abid Dunya dari Muhammad bin Musa, dari Abdullah bin Nafi’ dikatakan, “Seorang laki-laki penduduk Madinah meninggal, kemudian seseorang bermimpi seolah-olah yang meninggal tadi termasuk ahli neraka.
Maka karena itu ia bersusah hati. Kemudian setelah beberapa jam dia bermimpi lagi seolah-olah yang meninggal tadi termasuk ahli surga. Lalu ia berkata, ‘Bukankah aku telah katakana bahwa kamu termasuk ahli nereka? Yang meninggal tadi menjawab, ‘Benar, tetapi bersamaku telah dikuburkan orang shalih, maka ia memberi syafaat kepada emapt puluh tetangga kuburannya, termasuk aku.
’"Dalam kisah lain juga diceritakan hal yang hampir sama. Ibnu Abid Dunya dari riwayat Ahmad bin Yahya, bahwa sebagian sahabat berkata, “Suadaraku meninggal, lalu aku bermimpi. Aku bertanya padanya, ‘Bagaiamana keadaanmu ketika kamu ditaruh dalam kubur?’ Ia menjawab, ‘Datang padauk seseorang yang membawa meteor api nereka. Jika tidak karena doa yang ditujukan kepadaku, maka aku telah merasa dipukuli meteor tersebut.’”
Selanjutnya riwayat dari Umar bin Jarir mengatakan,
“Jika seseorang berdoa untuk saudaranya yang meninggal, datang kepadanya malaikat ke kuburnya, lalu berkata, ‘Hei, orang asing yang berada di dalam kubur! Ini hadiah dari saudaramu yang merasa iba kepadamu.’”
Dalam riwayat yang disampaikan oleh Bisyar bin Gholib dan Abu Ubaidah bin Buhair, hadiah itu datang seperti sebuah Cahaya yang dibungkus dalam sutera. Demikian jawaban atas pertanyaan apakah adzab kubur berlaku selamanya atau dapat terputus. Sungguh salah satu rahasia Allah yang hanya Dialah yang Maha Mengetahui. Wallahu ‘alam Sumber: Arruh li Ibnil Qayyim karya Imam Syamsyuddin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy