Debat, Kesesatan yang Digemari Umat Jahiliyah

Muslimahdaily - Salah satu tanda kehancuran suatu umat adalah diangkatnya ilmu dari umat tersebut. Bagi kaum muslimin, tanda-tanda ini semakin jelas terlihat, terbukti dari semakin sedikit kaum muda yang menimba ilmu agama, semakin sedikit pula jumlah para alim ulama dan semakin banyak manusia yang terjebak dalam kesesatan. Perdebatan salah satu contohnya.

Sungguh celakalah orang-orang yang gemar berdebat, terutama dengan niat dan cara yang buruk, sebab debat merupakan salah satu penyebab hancurnya kaum-kaum terdahulu. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amru Radiyallahu ‘Anhu, ia berkata,

“Pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pagi-pagi buta. Beliau mendengar dua orang lelaki sedang bertengkar mengenai sebuah ayat Al-Quran. Lalu, beliau keluar menemui mereka dengan rona wajah marah. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya, perkara yang membinasakan umat sebelum kalian adalah perselisihan mereka mengenai Al-Kitab!’”
(HR Muslim no. 2666)

Dalam riwayat lain, Abu Umamah Radiyallahu ‘Anhu berkata, bahwa Rasulullah pernah bersabda,

“Tidaklah suatu kaum tersesat setelah tadinya mereka berada di atas petunjuk kecuali sebab mereka adalah kaum yang senang melakukan perdebatan (atas perkara yang sudah jelas).” Setelahnya, Rasulullah membaca surat Az-Zukhruf ayat 58, “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud berdebat saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.”
(HR At-Tirmizi no. 3253, Ibnu Majah no. 47 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5633)

Ingatlah, bahwa Allah membenci perdebatan dan permusuhan, seperti yang telah diterangkan oleh Siti Aisya Radiyallahu ‘Anha dalam salah satu riwayat haditsnya,

“Sesungguhnya orang yang paling dimurkai Allah adalah orang yang paling keras permusuhannya dan yang menentang (keras kepala atas kesalahannya) jika diterangkan hujjah kepadanya.”
(HR Al-Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668)

Walaupun demikian, mengapa masih banyak manusia jahil yang gemar melakukan kerusakan (perdebatan) di muka bumi? Tidakkah mereka menyadari bahwa Rasulullah telah berjanji,

“Aku akan menjamin sebuah rumah di tepi surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun dia yang benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan kedustaan sekalipun dia sedang bergurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi siapa saja yang berakhlak baik.” (HR Abu Daud no. 4800 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no 1464) Demi Allah Yang Maha Mengetahui, sungguh benar setiap kata dan janji Rasul-Nya.

Mari kembali kepada tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup kita. Tinggalkanlah perdebatan yang sia-sia, kecuali bila dalam keadaan terpaksa (mengalahkan kesesatan), memiliki niat yang baik, ilmu yang tinggi, memahami duduk perkara dengan jelas dan mengikuti tuntunan syar’i dengan sempurna. Ingatlah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman,

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
(QS An-Nahl: 125)


Wallahu’alam.

Add comment

Submit