Muslimahdaily - Sahabat Muslimah, ketahuilah bahwa tiada manusia yang luput dari kesalahan dan dosa. Namun bukan berarti kita hanya bisa pasrah dan membiarkan diri kita terjelembab dalam dosa-dosa. Ada berbagai cara agar kita dapat terhindar dari dosa, salah satunya dengan sesering mungkin melakukan muhasabah diri.
Musahabah atau introspeksi dilakukan dengan cara mengingat dan menilai kembali apa-apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Musahabah sendiri sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan.
Melansir dari laman NU Online, Imam Al Ghazali mengutip Surat Al Hasyr ayat 18 sebagai anjuran Allah agar hamba-Nya melakukan musahabah diri.
Allah berfiman,
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Hasyr: 18).
Begitu juga anjuran Sayyidina Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu. Beliau berkata, “Hendaklah kalian lakukan muhasabah atas diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah perbuatan kalian sebelum ia kelak ditimbang.”
Dalam suatu kesempatan, salah satu sahabat meminta wejangan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Permintaan tersebut dijawab Rasulullah dengan berkata, “Bila kau bermaksud untuk melakukan sesuatu, pikirkanlah dampaknya. Jika ia baik, lakukanlah. Tetapi jika itu buruk, tahanlah.”
Kemudian ditambah lagi dengan firman Allah pada surat Al Araf pada ayat 201 yang artinya:
“Sungguh, orang-orang yang bertakwa bila ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, lalu ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).”
Bermuhasabahlah sesering mungkin
Menurut Imam Al Ghazali, musahabah hendaknya dilakukan sesering mungkin. Dengan demikian, kita akan lebih sering mengingat dosa yang telah diperbuat sekaligus menjadi pengingat agar tidak mengulangi dosa tersebut.
“Orang yang (bijak) berakal hendaknya mengalokasikan seperempat waktunya untuk bermuhasabah,” demikian pesan Imam Al Ghazali.
Bagi Imam Al Ghazali, musahabah dan taubat sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Pasalnya taubat sendiri merupakan peninjauan atau koreksi atas perbuatan diri sendiri yang sudah dilakukan dengan rasa penyesalan.
Rupanya apa yang dianjurkan oleh Imam Al Ghazali sebagaimana perbuatan Rasulullah dan para sahabat di zaman dahulu. Dikisahkan bahwa Rasulullah selalu bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari. Sementara Sayyidina Umar selalu memikul kedua kakinya di malam hari dengan mutiara dalam rangka musahabah diri seraya berkata, “Apa saja yang kau lakukan hari ini?”
Tips Muhasabah dari Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali punya sedikit tips bagi mereka yang mau membiasakan diri untuk bermuhasab. Pertama, pada pagi hari, hendaklah ia menentukan syarat yang berat bagi dirinya. Hal ini dilakukan dengan cara merencanakan kebaikan-kebaikan dan meneguhkan komitmen pada kebaikan yang telah ditargetkan. Pada kesempatan ini juga, seseorang sebaiknya berpegang teguh untuk menjauhi keburukan dan dosa.
Kedua, di penghujung hari, hendaklah ia menuntut dan mengadili dirinya baik seluruh gerak dan diamnya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Sayyidina Umar di atas.
Muhasabah dan introspeksi diri sama pentingnya dilakukan di awal dan akhir waktu. Imam Al Ghazali menambahkan, muhsabah sebaiknya dilakukan harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan.
Oleh sebab itu, di awal tahun ini bisa jadi momen yang tepat bagi kita bermusahab atau introspeksi diri. Menyusun banyak rencan dan target tentu saja amat diperbolehkan, namun akan lebih bijak bila dibarengi dengan mengingat kesalahan-kesalahan di masa lalu dan mencoba memperbaikinya di masa depan.
Wallahu ‘alam.