Muslimahdaily - Awal Maret, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh kabar pasien pertama virus corona di Depok.
Sejak saat itu, angka korban virus COVID-19 semakin meningkat tiap harinya. Hingga Minggu (22/3), jumlah pasien corona adalah sebanya 514 terkonfirmasi positif, 48 meninggal, dan 29 sembuh.
Agar tak semakin meluas, pemerintah mulai bereaksi dengan memberlakukan sejumlah kebijakan salah satunya dengan meliburkan sekolah. Masyarakat pun mulai terbit sedikit demi sedikit untuk mengkarantina diri sendiri di rumah.
Walau demikian, masyarakat mulai panik dan cemas. Hal ini bukan tanpa landasan. Angka korban dan informasi yang tak ada habisnya salah satu penyebabnya.
Menurut Psikolog, kecemasan terkait virus corona adalah respon yang dapat dipahami. Sama halnya dengan emosi, sifat, dan kondisi kesehatan mental, kecemasan yang dialami tiap indvidu sangat bervariasi.
Mereka yang memiliki gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder) akan lebih cenderung khawatir mengenai virus corona.
“Mereka sering melebih-lebihan sebuah ancaman dan meremehkan kemampuan koping,” kata Julie Pike, Psikolog Klinis spesialis Gangguan Kecemasan, seperti dilansir dari Business Insider Singapore.
Kata Julie lagi, mereka yang cemas justru akan semakin sering mencari informasi sebagai upaya untuk mengatasi kecemasan dan menghilangkan ketidakpastiannya. Padahal, menonton liputan berulang kali justru menjadi bahan bakar untuk kecemeasan itu sendiri.
Untuk mengatasi kecemasan tersebut, psikolog merekomendasikan untuk membatasi paparan media sosial dan berita mengenai wabah ini. Akan lebih baik pula untuk berpegang pada satu dua sumber terpacaya saja.
“Boleh saja mencari tahu tentang apa yang terjadi, terutama apabila Anda tinggal di dekat daerah yang terpapar. Namun, penting untuk membatasi paparan media, terutama dari sumber yang berpotensi tidak dapat diandalkan,” katanya.
Pastikan juga untuk rajin mencuci tangan dan menjaga imunitas kita.
Selain cara di atas, Musliamhdaily juga merangkum berbagai tips untuk mengurangi kecemasan akan virus corona dilansir dari Psychology Today.
1. Tanamakan bahwa sebenarnya kecemasan itu hal baik. Karena cemas, kita jadi mampu mengumpulkan informasi dan bersikap siap siaga.
2. Pikirkan kemungkinan terburuk, namun tidak berlebihan dan panik. Pikirkan sebuah masalah tanpa mengecilkan atau membesarkannya.
3. Lihat dari sisi positif. Masa-masa self-quarantine seperti ibi dapat dimaksimalkan untuk mendekatkan diri dengan keluarga.
4. Berbincang dengan teman dan keluarga.
5. Sesekali pergi keluar rumah untuk menikmati alam.
6. Mendengarkan musik.
7. Berolahrga.
8. Melatih sikap altruism dengan membantu sesame, dapat dilakukan dengan berdonasi secara online.
9. Berdoa dan beribadah.