Muslimahdaily - Sepuluh hari terakhir adalah momen yang sangat spesial dalam bulan Ramadhan. Hampir sebagian besar umat Islam berburu malam Lailatul Qadr dengan jalan i’tikaf. Yakni berdiam diri di masjid dengan menambah sebanyak-banyak amalan ibadah, diantaranya tilawah, mendengar kajian, sholat dan melakukan ibadah lainnya. Intinya, semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Maka tak heran setiap malam sepuluh hari terakhir, masjid-masjid selalu dipenuhi jamaah. Mulai dari yang muda hingga tua. Bahkan, sebagian anak-anakmaupun balita kerap memenuhi ruangan masjid saat malam i’tikaf tiba.

Lalu, apakah pentingnya mengajak anak untuk ikut i’tikaf sejak kecil? Mengenalkan i’tikaf dapat menumbuhkan rasa kecintaan ibadah pada anak. Mereka akan melihat orangtua sebagai contoh yang semalaman selalu melakukan ibadah. Dengan kegiatan i’tikaf artinya orangtua mengondisikan anak pada lingkungan yang positif. Hal ini dapat membentuk karakter dan kedewasaan anak kelak.

Namun, sebagai orangtua, yakni sekolah pertama bagi anak-anak harus memahami bagaimana mengemas kegiatan i’tikaf agar terasa menyenangkan dan tidak terkesan ada unsur pemaksaan. Sebab, kegiatan ibadah yang dilakukan tanpa paksaan akan menumbuhkan rasa cinta dalam diri anak-anak.

Sebelum mengajak anak ke masjid untuk i’tikaf, ada baiknya orangtua mengondisikan mereka sejak dari rumah. Anak diberi pemahaman soal i’tikaf, kegiatan yang dilakukan selama di masjid serta keutamaan-keutamaannya. Pengenalan di awal bisa dibuat menarik melalui bercerita atau bermain peran dengan orangtua saat di rumah.

Selanjutnya, mengajak ke masjid untuk i’tikaf dapat dilakukan secara bertahap artinya, tidak langsung sehari semalam. Misalnya,pada malam pertama mengajak anak i’tikaf cukup sampai sampai jam 20.00. Kemudian dilanjutkan malam kedua sampai jam 21.00, begitu seterusnya.

Pemilihan masjid untuk melakukan ibadah i’tikaf juga penting. Pastikan masjid yang dituju ramah anak-anak. Artinya, masjid tersebut sudah terbiasa menerima jamaah itikaf yang membawa anak. Selain itu memiliki akses yang mudah untuk sahur dan memiliki program-program ibadah yang bagus. Sehingga, mendukung kesempurnaan ibadah i’tikaf.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membawa keperluan anak secukupnya. Misalnya, mainan, pakaian, serta makanan. Jika perlu bawakan anak beberapa buku dan sebisa mungkin menghindarkan dari gadget. Sejak awal orangtua harusnya menanamkan pada anak untuk tidak tergantung pada gadget. Termasuk saat berada di masjid.

Selama i’tikaf di masjid ajak anak untuk ikut sholat, tilawah atau sekedar hafalan surat-surat Al-Qur’an. Namun, sekali lagi jangan memaksa anak agar mereka mau. Yang penting orangtua sudah mengenalkan kebiasaan beribadah sejak dari kecil.

Sebab, dari kegiatan i’tikaf anak akan belajar banyak hal. Kegiatan ini adalah momen bagi anak-anak untuk bertemu dengan anak-anak lainnya yang juga ikut orang tuanya beribadah. Biarkan mereka berkenalan, bermain bersama, ngobrol atau bahkan berlari-lari selama tidak mengangggu jamaah lain dalam i’tikafnya.