Muslimahdaily - Setelah beberapa kali membantu banyak pasutri dalam sesi konsultasi, mengisi pelatihan pernikahan, membaca beberapa buku, serta berdiskusi dengan para guru; ternyata setelah seseorang menikah, ada TIGA FASE dalam PERNIKAHAN yang akan bikin seseorang lumayan kaget membuat semacam ‘culture shock’. Apa saja tiga hal itu?
1. FASE AWAL MENIKAH
Kenapa banyak yang shock? karena akhirnya mulai menyadari bahwa pasangannya tidak se-Cinderella, atau se-pangeran berkudaputih yang dibayangkan. Ternyata, mulai dirasakan perbedaan-perbedaan yang terkadang sepele, namun menjengkelkan seperti beda cara mencet odol, meletakkan handuk, kerapihan kamar, dan lainnya, sampai ke perbedaan yang besar seperti perbedaan pola kerja sendiri dan pasangan, cara berkomunikasi, dan lainnya. Di sini, harapan untuk mendapatkan pasangan yang mengerti dirinya seutuhnya cenderung merasa ‘terkhianati’. Bahkan beberapa studi di bidang psikologi menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pernikahan akan meningkat tajam di tahun pertama, lalu menyusut perlahan sampai ke tingkat yang sangat rendah sepanjang 5 tahun usia pernikahan.
2. FASE SETELAH PUNYA ANAK
Fase ini ketika suami istri mendapatkan amanah baru, yang otomatis berarti bertambah pula kewajiban, sedangkan waktu tetap 24 jam. Ada yang mengalami Baby Blues, ada yang merasa jadi kurang diperhatikan, ada yang semakin terasa berkurang waktu untuk ‘couple time’, dan lelah fisik mental pun mulai terasa saat menghadapi kerewelan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Terutama ketika mulai sering begadang karena ada 'panggilan’ untuk dipenuhi kebutuhannya. Bertambahnya peran serta berubahnya situasi, sejatinya semakin penting bagi pasutri untuk semakin bergenggaman lebih erat.
3. FASE SAAT ANAK DEWASA
Saat anak sudah merantau, atau bahkan sudah menikah, sehingga kembali berdua. Ketika sebelumnya rumah ramai dan hangat, sekarang ‘dunia kembali milik berdua’. Jika kekompakan dan komunikasi selalu dibina, tentu fase ini bisa dijalani dengan baik. Yang repot itu, jika tahun-tahun ke belakang diwarnai saling cuek, saling diam, bicara seperlunya, saling bertengkar, saling pelihara asumsi, atau bahkan sampai cekcok akibat pihak ketiga yang belum diselesaikan. Dan ternyata, poin satu dan poin kedua bagi mayoritas pasutri, itu terjadi di 5 TAHUN PERTAMA PERNIKAHAN. Adapun poin ketiga, ternyata itu pun merupakan buah dari apa yang kita lakukan sebelumnya.
Hmm, ternyata betapa pentingnya ya fase #5TahunPertamaPernikahan itu. Tak heran, jika ada beberapa pepatah yang menyebutkan, ‘kualitas pernikahan secara keseluruhan ditentukan dari bagaimana kita menjalani 5 tahun pertama pernikahan kita’. Pelajari bagaimana cara membangun 5 Tahun Pertama Pernikahan Anda di workshop '5 Tahun Pertama Pernikahan', bersama Romantic-Couple: Canun & Fufu