Diananda Choirunisa Atlet Panahan Berhijab yang Membanggakan Indonesia

Muslimahdaily - Hal yang mengembirakan sekaligus membanggakan bagi Indonesia pada bulan Agustus lalu, salah satu  putri bangsa berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpul, Malaysia. Ialah Diananda Choirunisa yang merebut emas di nomor recurve perorangan putri yang telah mengalahkan atlet panahan Filipina, Nicole Marie.  

Sosok wanita cantik ini langsung merebut perhatian, pasalnya selain seorang  atlet panahan wanita masih jarang di Indonesia, Diana sapaan akrabnya juga mengenakan hijab.

Dalam perbincangan bersama muslimahdaily.com di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, dara manis kelahiran tahun 1998 ini mengatakan mengenal olahraga panahan dari sang ibu yang merupakan Atlet panahan. Sejak kelas  2 SD  ia sudah dikenalkan dengan olahraga panahan dan seketika ia langsung jatuh cinta kepada olahraga ini.

Pada awalnya sang ibunda lah yang melatih Diana sampai kelas 5 SD, melihat keseriusan anaknya dalam berlatih sang ibu kemudian mencarikan pelatih untuk Diana. Menurut wanita asal Surabaya ini, yang membuatnya jatuh cinta pada olahraga panahan karena memiliki banyak manfaat seperti: melatih fokus, melatih ketenang dan yakin dalam melakukan sesuatu.

Ketekunan yang ia lakukan membuahkan hasil, diusianya  terbilang masih sangat muda, yaitu 20-an. Diana sudah terjun menjadi atlet panahan mewakili Indonesia dalam beberapa pertandingan. Sebut saja selain SEA GAMES kemarin, Diana juga pernah  memenangkan beberapa perlombaan bergengsi lainnya,  yaitu Pekan Olahraga nasional (PON) Jabar 2016 & SEA Games 2013 di Myanmar, Youth Olympic Games (YOG) 2014 dan Islamic Solidarity Games.

Dalam meraih keberhasilan proses yang dilalui Diana tidaklah instan ia terus berlatih keras sejak kecil demi memperjuangkan impiannya untuk menjadi atlet olahraga panahan.

Tak selamanya pengalaman indah yang dijalani, Diana menceritakan cukup banyak duka yang ia alami.

“Aku pernah mendapat cidera dilutut, berdarah karena kesangkut jilbab, terkadang harus latihan ekstra ketika mau lomba, persaingan yang luar biasa, memikirkan cara untuk mendapatkan skor tinggi, karena hal yang menyedihkan kalau atlet panahan dibilang skornya dibawah rata-rata,“ curhatnya.

Bukan hanya itu, Diana juga sempat mendapat perlakuan dari lingkungan sekitar yang membuat ia sempat patah semangat, banyak yang meragukan prestasinya karena usianya yang masih sangat muda.

“Aku pernah dapat cemohaan dari orang-orang, emangnya bisa, kamu kan masih muda. Maklum ya, karena biasanya usia atlet itu kan diatas 25-an sedangkan aku masih 20-an, sempat patah semangat sih tapi aku bilang ke mereka, lihat saja nanti,” kenangnya.

Selain fokus menjadi atlet panahan, Diana tak lupa untuk tetap menjalani pendidikan yang sedang digelutinya sebagai mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Diana juga berpesan kepada muslimah yang ingin menjadi atlet panahan seperti dirinya.

“Jangan pernah takut untuk mengekspresikan diri dan passion, jangan jadikan jilbab sebagai alasan untuk berhenti berkarya, tetap fokus dan tenang saat memanah,” Pesannya.

Add comment

Submit