Buktikan Hijab Tak Ganggu Pertandingan, Petinju Muslim Zeina Nassar Gandeng Nike

Muslimahdaily - Asosiasi Tinju Internasional (AIBA) telah mengubah peraturan mereka bagi para petinju wanita yang mengenakan hijab saat kompetisi internasional.

Hal ini sangat melegakan dan disambut baik oleh brand ambassador Nike Pro Hijab, Zeina Nassar sehubungan dengan pengumuman bersejarah AIBA yang dirilis pada Pertemuan Komite Eksekutif di Istanbul, Turki pada 9 Februari 2019.

Petinju Muslim berdarah Jerman itu memainkan peran utama dalam mereformasi aturan yang diskriminatif, setelah berjuang dan memenangkan hak untuk bertinju di negara asalnya.

“Saya selalu harus melawan prasangka mereka. Saya sering mendengar bahwa wanita yang berhijab itu tidak berpendidikan, dipaksa untuk memakai hijab dan tidak memiliki kebebasan. Saya sudah membuktikan hal itu salah, itu hanya pernyataan klise,” kata juara tinju Jerman 5 kali berturut – turut itu.

Faktanya, AIBA saat ini dipimpin oleh presiden Muslim Uzbekistan, Gafur Rakhimov yang telah menjadi Wakil Presiden AIBA sejak 1998.

Hijab Dalam Olahraga

Pembatasan jilbab dalam tinju menjadi paling menonjol setelah kasus petinju Amerika berusia 15 tahun, Amaiya Zafar.

Setelah bertahun-tahun melobi organisasi tinju Amerika, mereka akhirnya mengadopsi aturan pembebasan agama baru pada tahun 2017 yang memungkinkan Zafar menjadi petinju jilbab pertama di AS dan mengejar mimpinya berkompetisi di Olimpiade 2020.

Shirzanan, sebuah kelompok aktivis untuk hak-hak atlet wanita Muslim di seluruh dunia, telah berhasil melobi masalah ini dan terus berjuang untuk olahraga lain untuk menjatuhkan batasan mereka menjelang Pertandingan 2020 di Tokyo, Jepang.

Menariknya, pemain anggar Amerika, Ibtihaj Muhammad membuat sejarah di Rio 2016 Games sebagai wanita Muslim Amerika pertama yang mengenakan jilbab saat bertanding.

Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap wanita Muslim berhijab. Masih lekat dalam ingatan, bagaimana pejudo Asian Para Games asal Indonesia, Miftahul Jannah, harus menangis di atas arena lantaran “terusir” dari pertandingan dengan alasan ia menolak melepaskan hijabnya.

Semoga di masa mendatang, tidak ada lagi Miftahul Jannah - Miftahul Jannah lainnya yang “kalah sebelum bertanding” dan impiannya menjadi juara pupus karena tidak mau membuka hijabnya.

Add comment

Submit