Muslimahdaily - Setiap orang pasti memiliki pengalamannya masing-masing dalam hidup, khususnya saat melakukan perubahan yang cukup signifikan. Banyak ujian dan tantang dalam setiap perjalanannya, namun semua pada akhirnya ia jadikan pelajaran berharga.
Inilah kisah Wafiq Malik, seorang muslimah penghafal Al-Quran. Saat ini ia juga tengah menjadi sosok yang dijadikan inspirasi bagi wanita muslimah.
Pada dasarnya Wafiq terlahir dari keluarga yang agamis. Orangtuanya menginginkan anak-anaknya menjadi penghafal Al-Quran. Bahkan ia sendiri sudah menempuh pendidikan pesantren sejak duduk di bangku SMP. Sejak kecil pun Wafiq sudah terbiasa memakai jilbab.
Masuk ke tingkat SMA, Wafiq dihadapkan dengan lingkungan pesantren yang kurang mendukung visi misi keluarganya. Justru orangtua dan kakaknya melihat Wafiq menjadi semakin menurun akhlak dan cara berpakaiannya.
Akhirnya, orangtua dan sang kakak, Taqy Malik memutuskan untuk memindahkan adiknya ke salah satu pesantren yang menurut keluarganya lebih baik untuk pribadi Wafiq.
Usaha tersebut nyatanya tak sia-sia, terbukti bahwa Wafiq telah melakukan perubahan setelah berada disana, yaitu memantapkan hatinya untuk memakai cadar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Wafiq dan Cadarnya
Munculnya keinginan untuk bercadar pada awalnya adalah karena ajakan sang teman. Wafiq bercerita bahwa pada saat itu setelah shalat ashar, salah satu temannya yang sudah lama memakai cadar mengajaknya untuk mulai mencoba mengenakan cadar. Namun, saat itu masih banyak keraguan dalam dirinya.
“Yakali pake hijab syari aja belum istiqomah masa udah disuruh makai cadar,” ujarnya.
Namun saat itu Wafiq mencoba mengikuti saja kemauan temannya untuk memakaikan cadar padanya. Dihadapkanlah Wafiq dengan sebuah cermin dan sosok dirinya yang telah memakai cadar.
Seketika temannya tak berhenti memuji kecantikan Wafiq, “ih Fiq Masya Allah udah pakai cadar aja.”
Saat itu ada dua orang teman lainnya yang juga memiliki niat yang sama untuk memakai cadar, pada akhirnya mereka memutuskan untuk memulai bersama dan saling menguatkan. Sedih dan haru yang ia rasakan.
Ia masih bertanya-tanya dalam diri, “apakah benar keputusan ini, apakah aku pantas untuk mengenakan cadar? karena dosaku masih banyak.”
Tetapi seiring berjalannya waktu Wafiq tersadar bahwa pakaian yang ia kenakan adalah motivasi bagi dirinya untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.
Ujian dari Sebuah Keputusan
Setelah memantapkan hati untuk bercadar, tak sedikit cibiran yang ia dapatkan. Beberapa temannya merasa kaget atas perubahan Wafiq yang begitu cepat, bahkan ada dari mereka yang sengaja mencibir dengan akun palsu.
Bahkan, Wafiq pernah mendapat cibiran yang pernah ia lontarkan sebelumnya pada perempuan yang memakai cadar.
“heh muka lo jelek ya makanya pake cadar ditutupin,” kata-kata ini adalah yang dipernah ia lontarkan sekaligus ia terima saat memakai cadar.
Saat itu Wafiq baru merasakan bagaimana rasanya. Pada akhirnya semakin banyak cibiran dan hujatan yang datang, ia memilih untuk menjadikannya sebagai motivasi untuk menyebarkan kebaikan lebih luas lagi.
Pesan dan Harapan Wafiq Malik
Wafiq mengaku bahwa hijrah adalah proses yang mudah. Namun, bagian tersulit adalah istiqomah. Menjaga agar hati terus dan akan tetap selalu terpaut pada Allah.
“Ikhtiar, yakin dan berdoa minta di istiqomahkan oleh Allah,” ujar Wafiq.
Adik dari Taqy Malik ini berpesan bahwa dalam proses berhijrah ada baiknya kita mencari teman yang bisa dijadikan pegangan saat jatuh, saling menyemangati dan menguatkan. Karena pada dasarnya hanya itu yang dibutuhkan.
Tak perlu menjauhkan teman lama, atau jika perlu menghindar sejenak, jangan lupa kembali untuk membagi ilmu yang dimiliki untuk mereka. Saling mengingatkan dalam kebaikan.
Wafiq juga berharap para pemuda dan pemudi Indonesia bisa menjadi penghafal Al-Quran, menyebar kebaikan dan selalu berpikir positif. Juga untuk para muslimah agar menjadikan Al-Quran dan hadist sebagai pedoman hidup.