Mari Belajar Sukses Berbisnis ala Owner Hijab Alila

Muslimahdaily - Menjalankan sebuah bisnis memang tak mudah seperti membalikan telapak tangan atau tak semudah apa yang dikatakan seorang motivator. Butuh usaha dan kerja keras untuk menggapai bisnis menjadi besar dan dikenal banyak orang. Itulah yang dilakukan oleh Parsini atau yang dikenal dengan Iin, owner brand Hijab Alila, salah satu pioner hijab syar'i.

Iin memulai bisnis pakaian muslim pada akhir tahun 2011. Pada tahun itu, muslimah yang menggunakan hijab yang sesuai dengan aturan syariat Islam atau yang disebut syari masih sangat sedikit. Dari kegelisahan itu, Iin mengajak suaminya untuk memulai bisnis hingga munculah ide yang diberi nama Hijab Alila yang terinspirasi dari anak pertamanya, Alila.

Bermodal keahlian menjahit, Iin mulai mencari bahan di pasar sendiri kemudian menjahitnya. Lalu memasarkan baju dan juga hijabnya melalui media sosial. Pada saat itu jugalah media sosial seperti twitter menjadi ladang besar, sehingga memudahkan Iin memasarkan hijab syari yang dibantu oleh sang suami, Ustadz Felix.

Tak disangka, antusias para muslimah sangat positif menyambut produk yang dikeluarkan Hijab Alila, banyak yang akhirnya sadar dan paham tentang bagaimana berhijab yang sesuai syariat. Baju dan hijab yang sederhana, dengan harga yang sangat terjangkau, tidak menerawang, dan menutup dada menjadi prinsip dari pembuatan brand ini. Ditambah balutan warna yang kalem nan manis membuat para muslimah tertarik untuk membelinya.

Karena peminat Hijab Alila semakin banyak, modal yang awalnya hanya jutaan saat itu telah menghasilkan omzet ratusan juta. Hal tersebut membuat Iin mulai mengepakan sayap bisnisnya dengan menambah distributor-distributor Hijab Alila di berbagai kota. Ia juga mulai menambah stok penjahit dan mempercayakan atau mendelegasikan orang lain untuk mengontrol kualitas produknya.

Namun, bukan namanya berbisnis jika tidak menemui masalah maupun hambatan, tahun kedua Hijab Alila berdiri menjadi hal yang tak akan dilupakan Iin. Ia menemui keganjalan pada bisnisnya, wanita ini mulai mencari tau mengapa dalam beberapa bulan ini omzet mengalami penurunan, tetapi terjadi kenaikan pada pembeli. Kegelisahan itu membuat beberapa pembeli memberikan komentar negatif yang awalnya memberikan respon yang positif.

“Iya dari kegelisahan itu akhirnya pada sms saya dan pada protes kenapa baju yang mereka beli bahannya begitu tipis, jaitan yang kurang rapi yang membuat mereka kecewa," curhat ibu dari empat anak ini yang ditemui Muslimahdaily.com pada beberapa waktu lalu.

Respon yang diterima semakin banyak, bukan hanya dari customer tapi juga para distributor mulai mengeluhkan hal tersebut. Kejadian itu membuat Iin kaget bukan kepalang, mengapa keluhan masuk, padaha sejak awal sudah banyak peminat Hijab Alila.

Bukan hanya keluhan yang ia terima, penurunan omzet yang begitu drastis dan parahnya membuahkan baju yang tak layak dijual karena tidak masuk dalam quality control yang sudah ditetapkan. Hingga membuat rugi ratusan juta dengan keadaan stok yang tersisa masih banyak.

Sedih, kaget, terpukul, itulah yang bisa menggambarkan kondisi Iin. Masih tak percaya dengan keadaan ini. Iin mulai menelusuri akar masalah penyebab ini terjadi. Akhirnya benang merah ditemukan. Kurangnya pengawasan dari orang yang telah Iin percayakan menjadi sumber masalah ini. Hanya fokus pada target omzet sehingga melupakan loyalitas dan kualitas untuk customer yang sudah sangat mempercayakan produknya.

Konflik mulai bertambah dengan orang yang ia percaya karena ternyata berbeda dengan visi awal Hijab Alila. Sangat disayangkan, kini kerjasama keduanya harus diputus dan berpisah untuk tidak lagi dalam naungan Hijab Alila.

Pahitnya kondisi yang harus ditelan Iin dengan keadaan minus, berhutang, dan stok yang masih banyak membuat Iin mulai berpikir. Ia harus melanjutkan usahanya, membayar hutang, dan yang paling penting untuk mengembalikan kepercayaan para customer.

Dengan adanya dukungan suami, Iin mulai mendiskusikan masalah ini. Walaupun di awal suami meragukan apakah ingin melanjutkan bisnis ini atau cukup sampai disini. Namun, hati terdalam Iin berbicara, dan meminta bantuan penuh harap pada Allah. Akhirnya Iin teguh dan bertahan dalam bisnis ini. Menurutnya, Hijab Alila bukan hanya sekedar tentang keuntungan saja, tapi lebih dari itu. Iin begitu berharap dengan bisnis yang ia jalankan bisa membantu para muslimah berhijab syari tanpa harus mengeluarkan budget yang besar.

Dengan keyakinan yang mulai menggebu, dan adanya dukungan penuh dari sang suami, perlahan Iin mengobarkan api untuk berjuang dengan cara mengobral stok-stok yang tersisa. Selain itu, Iin mulai menggerakan dan merombak kembali tim. Mulai dari menyediakan stok produk dengan banyak variasi, memperketat quality control, dan terjun langsung melihat pembuatan produk.

Keberuntungan kembali mulai menyapa Iin. Dengan kegigihan, tak kenal putus asa, mau tetap bertahan, berjuang dan berharap pada Allah, Hijab Alila mulai terstruktur, omzet yang melejit dan kepercayaan customer mulai terbangun kembali. Muncul berbagai repson positif, hutang ratusan juta telah lunasi, Hijab Alila yang semakin kuat membuat Iin berbahagia dan bersyukur tiada henti.

Pengalaman yang pilu membuat Iin mengambil pelajaran, bahwa membesarkan bisnis harus berjuang tanpa meninggalkan syariat. Kita juga tidak boleh percaya 100% dengan orang lain tanpa adanya pembinaan, serta visi dan misi yang sama dalam tim untuk menjalankan bisnis.

Harapan terus tertanam pada Iin untuk terus berdawah di jalan Allah, agar Hijab Alila menjadi solusi bagi muslimah bukan hanya tentang pakaian, namun juga ilmu dengan meggelar kajian-kajian rutin bagi para muslimah.

Iin memberikan tips untuk para muslimah yang berniat untuk membuka bisnis yang sama yaitu baju muslim untuk tidak menetapkan harga terlalu tinggi, memperhatikan bahan, dan mempunyai keunikan dan kelebihan pada produk.

Kesuksesan Bisnisku bukan karenaku, tapi aku yakin karena Allah. Tanpa keridhaan Allah aku bukanlah apa-apa
-Iin, owner Hijab Alila

Add comment

Submit